1,5 Tahun Menunggu Jaringan Indihome yang Tak Kunjung Usai

Ikuti kami di Google Berita

Yth. PT Telkom Indonesia,

Untuk yang kesekian kalinya dan pada akhirnya kembali saya memghubungi marketing Indihome pada tanggal 23 Juli 2019. Saya tanya ke marketing Indihome perihal jaringan yang sudah ter-cover atau belum. Alhamdulillah, setelah 1,5 tahun menunggu jaringan, akhirnya marketing yang bernama Marwan menyatakan bahwa setelah beliau cek menurut sistem, jaringan Indihome sudah ter-cover dan beliau menanyakan apakah saya bersedia untuk pasang.

Dengan semangat saya meng-iya-kan tawaran tersebut. Setelah saya kirimkan persyaratannya via WA, saat itu juga diregistrasi oleh marketingnya. Sore harinya, masih di hari yang sama pada tanggal 23 Juli 2019 saya ditelepon oleh Telkom (dari nomor 1500620) untuk dijadwalkan pemasangannya dengan nomor pemasangan: MYIR-1000247003007.

Karena saya mendambakan sudah lebih dari 1,5 tahun, tanpa ingin menunda-nunda akhirnya terjadi kesepakatan pemasangan di hari Rabu 24 Juli 2019 sekitar pukul 3 sore, walau konsekwensinya saya harus meninggalkan pekerjaan/aktifitas dan segala rutinitas saya di hari Rabu itu, demi terpasangnya Indihome.

Rabu siang, 24 Juli 2019 saya ditelepon oleh petugas lapangan yang akan memasang dan beliau mengatakan bahwa di wilayah saya belum ter-cover. INI BAGAIMANA BAPAK-BAPAK PETUGAS DARI TELKOM YANG TERHORMAT? KENAPA ANTARA 1 DIVISI DENGAN DIVISI YANG LAIN TIDAK SINKRON, SEAKAN TIDAK ADA KOORDINASI SAMA SEKALI?! Saya sudah bela-belain meluangkan waktu lho pak!

Karena rasa kesal, saya paksa petugasnya untuk tetap datang ke lokasi saya, dengan harapan setelah dicek langsung akan ada jaringan yang tersedia. Sesampainya di rumah saya, beliau tetap mengatakan bahwa tidak ada jaringan yang tersedia.

Yang lebih membuat saya kaget dan terheran-heran, beliau mengatakan jika tetap ingin memasang, saya harus membeli ekstra kabel dengan harga Rp3.000 per meter, dikarenakan kabel yang disediakan dari Telkom hanya 150 meter. Sedangkan kabel yang dibutuhkan dari ODP ke rumah saya sekitar 750 meter. Artinya, saya harus membayar Rp3.000 x 600 meter = Rp. 1.800.000,- jika ingin terpasang. WAOUUUWWWWWW!!! Jika tidak, saya harus bersabar menunggu sampai jaringan tersedia, yang beliau sendiri tidak pernah tahu kapan itu terrealisasi. Apalagi kalau saya ingat, pertama kali saya mengajukan, sudah 1,5 tahun lamanya hingga saat ini belum juga ada progress yang nyata.

Oh iya, petugas tersebut juga menyatakan, kalau saya tidak mau membeli ekstra kabel yang 600 meter seharga 1,8 juta itu, atau saya tidak sabar menunggu jaringan tersedia, bisa juga dengan cara mengumpulkan 20 peminat (20 KK/KTP), baru lah akan dibangun ODP di dekat wilayah saya. Padahal sebelumnya (waktu pengajuan-pengajuan yang sebelumnya) hanya mencari 10 KK/KTP. Heran aja, UNTUK APA ADANYA TEAM MARKETING JIKA CALON KONSUMEN JUGA YANG HARUS DILIBATKAN UNTUK MENCARI “MANGSA”?!

Padahal jelas-jelas Indihome banyak diminati sampai-sampai sering saya dengar alasan “jaringan sudah terisi penuh”. Artinya, harusnya Telkom dengam sigap bisa segera berlanjut membangun jaringan baru.
Setelah petugas pulang, saya WA kembali marketingnya dan saya bertanya kenapa jawaban dari marketing berdasarkan sistem tidak sinkron dengan jawaban petugas di lapangan. Namun sampai detik ini saya melayangkan surat terbuka ini masih belum ada jawaban atau keluar kata “Maaf” dari Marketing itu. Yaaah… Kembali lagi ke “eS De eM”.

Saya rasa keluhan saya sudah cukup panjang. Mohon pihak Telkom membenahi karyawannya agar jawaban yang diterima customer tidak berbeda-beda. Karena dalam 1 hari tidak beraktifitasnya saya demi stand by di rumah untuk pemasangan Indihome yang ternyata tidak membuahkan hasil adalah kerugian besar buat saya. Juga TOLONG DITAMBAH PERLUASAN JARINGAN DI WILAYAH SAYA & JANGAN HANYA JANJI-JANJI SAJA, mengingat sudah dari 1,5 tahun yang lalu saya mengajukan hal ini dan sampai detik ini belum terrealisasi. 1,5 tahun bukan waktu yang sebentar lho pak!

Demikian, semoga ada tanggapan dan segera ada kabar baik dari pihak Telkom. Terima kasih.

Hendy Roesli
Tajurhalang, Bogor