Surat Keluhan Saya terhadap Shopee International Indonesia Belum Selesai

Ikuti kami di Google Berita

Pada tanggal 18 September 2020, Media Konsumen memuat surat saya yang berjudul “Modus Shopee International Indonesia Mengumpulkan Data dan Informasi Bisnis Internal Penjual“. Di surat itu tertera nomor laporan saya di Shopee adalah 94263481.

Di hari yang sama, Shopee sudah memberikan tanggapan di balasan surat tersebut yang menyatakan permohonan maaf dan telah memastikan toko saya memenuhi kriteria Star Seller dan memastikan produk yang dijual di toko saya adalah asli. Kemudian keesokannya tanggal 19 September 2020, pihak Shopee juga menghubungi saya kembali via telepon untuk menjelaskan tanggapan mereka yang isinya sama persis dengan yang mereka tuliskan di tanggapan surat saya, dan mereka meminta saya menulis di balasan surat tersebut bila masalah sudah selesai. Jadi saat itu masalah memang dianggap sudah selesai. Ternyata saya masuk jebakan Shopee.

Tanggal 21 September 2020, toko saya menerima notifikasi dari Shopee yang menyatakan status Star Seller saya dinonaktifkan (tanpa alasan apapun). Terus terang saya tidak mau lagi menghubungi Customer Service Shopee karena berdasarkan pengalaman sebelumnya, masalah boro-boro dipahami oleh customer servicenya, malahan saya dibuat pusing dengan jawaban-jawaban mereka yang sepertinya sudah diprogram. Jadi saya putuskan untuk menulis kembali surat pembaca.

Bagi Shopee, penjual mungkin dianggap mainan yang sama sekali tidak dihargai padahal Shopee mendapatkan keuntungan dari setiap penjualan alias mendapatkan fee dari penjual. Karena Shopee tidak menghargai penjual, dan berhubung mereka juga yang punya tempat makanya yang terjadi seperti ini, semena-mena dan suka-suka. Lucunya saya diminta untuk menulis bila masalah sudah selesai, namun ternyata itu adalah jebakan Shopee supaya publik tahunya Shopee sudah tanggap dan berhasil menyelesaikan masalah dan berbesar hati meminta maaf.

Melalui surat ini, saya hanya ingin publik pembaca mengetahui bahwa masalah seperti ini benar dan nyata terjadi dimana Shopee sangat semena-mena dan tidak bertanggung jawab atas permintaan maaf mereka sendiri. Yang mereka lakukan untuk menyelesaikan masalah hanyalah menggunakan metode ‘lip service’ yang pada kenyataannya mereka memang tidak ada niat baik sama sekali. Sepertinya sistem kerja tim dan komputer mereka sangat carut marut sampai mereka sendiri tidak dapat menangani dan mengendalikannya, dan permintaan maaf dari Shopee pun hanyalah permainan dan hisapan jempol belaka.

Saya lampirkan bukti tanggapan dan permintaan maaf Shopee pada surat sebelumnya.

Yuliana Husin
Jakarta