Evaluasi Tim Penagih Kredivo

Saya beberapa waktu lalu adalah nasabah Kredivo. Saya merasa dengan Kredivo segala urusan belanja online dapat dibantu. Selama beberapa bulan menjadi nasabah Kredivo pembayaran saya lancar. Namun dalam satu bulan terakhir, saya terlambat membayar. Karena beberapa hal, sehingga saya terlambat.

Setelah itu, saya dikenakan bunga dan denda keterlambatan, yang kalau diakumulasikan 10% dari pokok keterlambatan. Saya pikir dengan diberikan bunga dan denda keterlambatan, untuk waktu 30 hari ke depan pembayaranya. Maka saya berniat akan melakukan pembayaran nanti.

Namun dalam waktu dua hari saya mendapatkan telepon dari pihak Kredivo dengan nada yang tidak pantas, layaknya debt collector, dan saya ditekan harus bayar hari itu juga. Saya jawab “Tunggakan saya sudah dikenakan bunga dan denda dalam waktu 30 hari berikutnya, jadi saya pikir tidak harus ditekan hari ini harus bayar, pasti saya akan bayar sebelum jatuh tempo”. Namun pihak dari tim penagih Kredivo tetap menekan saya harus bayar hari ini juga. Kalau tidak salah, total pembayaran sebesar kurang lebih Rp350.000. Ahirnya telepon ditutup begitu saja oleh pihak tim penagih Kredivo.

Besoknya saya ditelepon lagi dengan ucapan yang sama, harus bayar hari ini juga. Kurang lebih saya ditelepon 4 kali oleh pihak Kredivo setiap hari. Karena saya jengkel ahirnya saya putuskan bayar dan saya tutup aplikasi Kredivo. Saya ajukan pemberhentian sebagai nasabah Kredivo.

Tim penagih Kredivo menurut saya sangat tidak baik dalam menyampaikan atau menagih. Padahal keterlambatan saya baru dua hari dan itupun sudah dikenakan bunga dan denda sesuai dengan kebijakan Kredivo. Bunga dan denda tersebut berlaku dalam waktu 30 hari, kenapa baru dua hari saja saya ditekan harus bayar? Tidak sesuai dengan peraturan dan kebijakan.

Inilah pengalaman saya sebagai konsumen/nasabah Kredivo. Ahirnya karena sikap tim penagih Kredivo yang tidak sopan dalam berkomunikasi saya putuskan berhenti jadi nasabah Kredivo.

Asep Setia Permana
Pandeglang, Banten

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Tanggapan Kredivo atas Surat Bapak Asep Setia Permana

Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan kesetiaan pengguna Kredivo. Menanggapi surat konsumen yang ditulis oleh Bapak Asep Setia...
Baca Selengkapnya

10 komentar untuk “Evaluasi Tim Penagih Kredivo

  • 6 Oktober 2020 - (10:27 WIB)
    Permalink

    @Permana

    Anda sama seperti orang yang baru terbangun dari tidur panjang, diruangan berAC dengan berbagai hiburan dan tayangan dari netflix. Menjadikan sifat naif anda yang sangat parah.

    Saya jamin anda masih terbuai dengan tayangan iklan Kredivo yang memperlihatkan gaya yang bersahabat.

    Anda terus berprasangka bahwa Kredivo seperti yang di iklan.

    Tapi nyatanya…..
    Kredivo tidak lebih dari aplikasi pinjol yang DC nya hanya bermodal otot, tanpa adanya hati nurani.

    Saya tidak iba dengan anda. Karena anda masih belum bertobat. Anda masih belum menunjukkan bahwa anda takut dosa.

    “Karena saya jengkel ahirnya saya putuskan bayar dan saya tutup aplikasi Kredivo. Saya ajukan pemberhentian sebagai nasabah Kredivo.”

    Anda berhenti karena Jengkel, bukan karena Dosa.

    Ketahuilah bahwa hutang yang seperti itu adalah hutang Riba’. Riba’ Haram.

    Dosa Riba’ bukan dihitung dari jumlah nominal uang yang anda pinjam, tapi Dosa Riba’ di hitung dari sejak kapan anda hutang Riba’ dan kapan anda selesai melunasi dan mengaku itu Dosa.

    Anda selesai melunasi namun anda tidak mengakui bahwa itu Dosa. Maka nafsu Riba’ akan terus mengikuti anda. Jikalau suatu saat nanti, anda menemukan aplikasi serupa yang anda kira bersahabat, maka anda akan terjerumus lagi.

    Tapi anda termasuk orang yang logis, jengkel di tagih langsung melunasi.

    Namun ada juga orang yang tidak memiliki akal sehat, jengkel ditagih malah tidak mau membayar sama sekali.

    Orang yang seperti itu sangatlah merugi. Karena semakin lama mereka menahan dan menunda melunasi dan menyelesaikan hutang Riba’ nya, setiap detik nya terhitung dosa.

    Menunda yang di perbolehkan, dengan alasan tidak cukup uang, tidak ada aset sebagai dana talangan, tidak ada seseorang yang mau membantu. Tidak mengapa.

    Namun tetap saja dosa mereka akan selalu terhitung sebelum perkara Riba’ nya selesai, dan mengaku berdosa.

    3
    7
    • 6 Oktober 2020 - (12:12 WIB)
      Permalink

      Terima kasih atas tanggapan nya.. disini media konsumen sy hanya menyampaikan pengalaman. Adapun kaitan riba semua org khususnya yg beragama islam tau itu riba. Dalam kesempatan ini blh sy minta masukan atau info dimana pinjaman uang tanpa riba yg kita terlepas dari dosa. Karena kita selaku manusia pasti memiliki nafsu dan khilaf. Mohon maaf kl surat/artikel/pengalaman saya tidak nyaman untuk dibaca.

      2
      1
      • 6 Oktober 2020 - (12:18 WIB)
        Permalink

        Ya terimakasih sy sudh diingatkan.. ini hanya bentuk pengalaman dan mudah2n bisa menjadi evaluasi bagi pihak KREDIVO.

      • 6 Oktober 2020 - (15:10 WIB)
        Permalink

        @Permana

        Dimana pinjaman uang tanpa riba’.?

        Sudah sangat terlambat untuk lepas dari Riba’, sementara anda sudah pernah merasakan kenikmatan Riba’.

        Ibarat kata, orang yang sudah terbiasa hidup di tengah kota dengan fasilitasnya, kemudian di hadapkan hidup dihutan dengan hanya melihat air, pepohonan dan tanah.

        Anda yang sudah terbiasa meRiba’ pasti belum pernah mengenal Gaya hidup tanpa riba’.

        Ya… bukan pinjaman tanpa riba’ yang bisa menjawabnya, tapi Gaya hidup tanpa Riba’ yang akan saya kenalkan. Karena sesungguhnya dijaman canggih seperti ini, Riba’ ada dimana mana.

        Tak satupun orang merasa puas dengan jawaban saya, karena saat keuangan krisis, otak juga krisis dan kalut.

        Otak yang sudah pernah di rasuki riba’ akan langsung terpikir. Seperti yang anda pikir.

        Dimana Pinjaman Uang tanpa Riba’.?

        Sementara jika anda dahulu sudah terbiasa dengan Gaya hidup tanpa Riba’, maka, meminjam adalah sesuatu yang dapat menurunkan harga diri.

        Coba anda pelajari Gaya Hidup tanpa Riba’, walau susah (karena anda terlambat).

        • 7 Oktober 2020 - (00:37 WIB)
          Permalink

          Alhamdulillah.. mungkin 1 org dari 1000 salah satunya anda dalam hidupnya tanpa riba… subhanallah
          Maaf sy bukan karna gaya hidup apa yg sy sdh alami bagi sy merupakan siklus mata rantai kehidupan dimana org saling membutuhkan. @muhamad maaf kata terlambat bagi saya ga ada dalam kamusnya manusia tidak luput dari dosa. Apa yg sy tulis merupakan pengalaman yg mungkin bs dipertimbangkan dan bermanfaat bagi org lain.
          Sy ucapkan terima kasih atas nasihatnya.

          • 7 Oktober 2020 - (17:57 WIB)
            Permalink

            @Permana

            Dari balasan ini sudah membuktikan bahwa anda memang sudah terlambat.

            Anda menganggap hidup tanpa riba’ adalah mustahil dengan memberikan konversi 1:1000 yang konversi itupun anda hanya dusta semata.

            Dan ‘gaya hidup tanpa riba’ yang saya kenalkan bahkan sama sekali tidak anda singgung.

            Anda sebagai kepala rumahtangga, riba’ nya anda adalah riba’ nya seluruh isi di rumah anda.

            Jangan anda sampai telat menyadari itu.

  • 6 Oktober 2020 - (10:53 WIB)
    Permalink

    cepat2 lapor dan menulis ke Media konsumen ketika hanya mendapat pengalaman kurang baik dari kredivo/tim penagih, tapi lupa berterimakasih ketika sudah diberi pinjaman oleh pihak kredivo.

    3
    5
  • 8 Oktober 2020 - (10:53 WIB)
    Permalink

    Ya.. ya.. sy tidk menyinggung mslh riba krna sy menulis tdk membahas kaitan riba. Sy hanya berbagi pengalaman. Skrg sy tanya apakah anda punya simpanan di bank? Kl anda punya apakah anda memakan uang atas bunga yg diberikan oleh bank? Maaf kl sy salah mengartikan

    • 10 Oktober 2020 - (11:14 WIB)
      Permalink

      @Permana

      Memang tidak memungkinkan untuk menghindari urusan dengan bank. Karena uang dalam nominal tertentu lebih aman disimpan di bank.

      Namun ini kembali ke niat nasabah. Menitipkan uang di bank sebagai simpanan tapi tidak mengharapkan ada bunga.

      Semangatnya menabung bukan karena bunga tapi karena ingin rasa aman.

      Walaupun terdapat riba’, namun efek riba’ itu tidak merugikan dan tidak pula begitu menguntungkan.

      Tidak merasa terzalimi dan tidak merasa menzalimi.

      Tidak menciptakan kegaduhan, dan tidak mengadu domba.

      Tapi jangan berfokus pada hal seperti itu, karena hal itu malah akan mengendorkan iman anda.

      Setan selalu berusaha lebih unggul dari manusia. Jangan sampai anda berada dibawahnya.

      Saya sudah menduga, tidak mungkin bisa membuat pendirian anda goyah dari pijakan riba’ itu. Setidaknya saya pernah mampir kepada anda dan mengingatkan hal ini.

      Semoga semua baik baik saja seperti yang anda yakini.

  • 9 Oktober 2020 - (13:01 WIB)
    Permalink

    Hi Bapak Asep Setia Permana,

    Mohon maaf atas ketidaknyamanan yang Bapak Asep Setia Permana alami. Terkait kendala Bapak Asep Setia Permana, mohon bantuannya untuk informasikan nomer telepon yang dapat dihubungi dan dapat di kirimkan ke email kami di support@kredivo.com dengan subjek “Konfirmasi Media Konsumen” agar tim kami dapat menjelaskan terkait kendala yang dialami. Terima kasih.

    Salam Hangat,
    Cindy

 Apa Komentar Anda mengenai Kredivo?

Ada 10 komentar sampai saat ini..

Evaluasi Tim Penagih Kredivo

oleh Permana dibaca dalam: 1 menit
10