Modus Penipuan Berupa Komisi di Aplikasi Telegram

Awal mulanya, saya tiba-tiba dimasukkan ke dalam grup di aplikasi Telegram, di mana sudah ada anggota lain yang bergabung. Di dalam grup tersebut, ada seorang resepsionis yang menjelaskan bahwa program ini bekerja sama dengan tiket.com untuk meyakinkan kami. Dia juga menjelaskan tentang skema tugas dan pembagian komisi.

Untuk tugas pertama dan kedua, kami diminta untuk menyukai dan memberikan komentar positif tentang hotel dan apartemen yang terdaftar di akun tiket.com. Sebelum bergabung, kami juga diarahkan untuk membuat akun di tiket.com.

Di awal, diinformasikan bahwa komisi yang akan kami terima berkisar antara 30-45 ribu rupiah, setelah menyelesaikan tugas. Kemudian, untuk tugas ketiga, kami diberikan tabel dengan angka nominal yang membuat saya bertanya-tanya, “Apakah ini harus bayar?”. Nominal terkecil yang tertera adalah Rp420 ribu, sementara saya melihat pendapatan komisi saya sudah mencapai Rp158 ribu. Karena tergoda, saya berpikir, “Okelah, tidak apa-apa kalau cuma like dan kasih ulasan positif seperti sebelumnya”.

Namun, saya masih ragu, lalu saya chat secara personal ke mentor yang mengarahkan. Saya bertanya, “Apakah untuk tugas ketiga ini akan ada pembayaran lagi setelahnya? Apakah modal top up saya bisa langsung ditarik bersamaan dengan komisi setelah saya menyelesaikan tugas ke-3 ini?” Lalu mentor menjawab, “Bisa, kak”.

Saya memastikan kembali, “Benar ya, kak, tidak ada tambah saldo lagi dan bisa langsung ditarik?”. Mentor menjawab, “Betul sekali, kak”. Setelah itu, saya melakukan pembayaran ke rekening yang diinformasikan, yaitu ke rekening Bank Danamon atas nama Rangga A. Saputra (bukti terlampir).

Setelah dipandu untuk menyelesaikan tugas ketiga, saya diminta untuk menunggu beberapa saat. Namun, saya malah menerima tabel nominal lagi dengan angka yang lebih besar, yaitu Rp2.8 juta. Saya marah di grup tersebut karena merasa dibohongi. Ketika saya menghubungi mentor dan admin secara pribadi, mereka bersikeras bahwa mereka tidak menipu dan meminta saya untuk tidak khawatir.

Para pembaca yang bijak, saya akui memang tergiur dengan tawaran komisi ini. Akan tetapi, ini terkesan membodoh-bodohi. Informasi dari mentor bahwa tidak ada lagi pembayaran dan saldo bisa langsung ditarik, ternyata tidak sesuai kenyataan.

Tawaran komisi memang betul masuk ke rekening. Namun, saya sudah bertanya dengan jelas kepada mentor apakah ada pembayaran lagi dan apakah saldo bisa langsung ditarik, dan jawabannya selalu, “Bisa.” Namun pada kenyataannya, tidak.

Saya juga mencari tahu tentang penipuan yang terjadi di Telegram, dan ternyata sudah banyak kasus serupa. Apakah dalam hal ini pemerintah hanya menyalahkan kelompok orang seperti saya?

Selain itu, saya tidak bisa melihat nomor telepon para admin, mentor, dan resepsionis, sehingga tidak dapat dilacak.

Terima kasih,

Frionica
Bekasi, Jawa Barat

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pelaku usaha yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Kirimkan Tanggapan

22 komentar untuk “Modus Penipuan Berupa Komisi di Aplikasi Telegram

    • 7 Januari 2025 - (11:00 WIB)
      Permalink

      iya nih ka…saya baru pengangguran soalnya, waktu kerja mah jrang buka telegram cuman buat download film aja, pas di undang ada yg berbau komisi2 gini..trus mengatasnamakan tiket.com..jadi yakin gtu…
      yaaah pengalaman sih, hrapan nya semoga pemerintah atw pihak2 yg trkait sma gtuan bisa di pangkas ke akar2nya..jdi situasi masyarakat yg berbeda2, tidak lagi tertipu.

      33
      2
      • 7 Januari 2025 - (14:07 WIB)
        Permalink

        Isilop mana mau ngurusin ginian gak ada duitnya, paling cuma buat laporan formalitas gak ditindak kalo gak viral

        2
        62
      • 9 Januari 2025 - (14:00 WIB)
        Permalink

        Aku sudah ngalamin modus seperti ini gara2 mengkik iklan di mesengger, memang pertama tama komisi masuk ke akun saya, tapi ketika di arahkan untuk melakukan top up yang katanya agar komisi saya bisa di tarik kerekening saya abaikan.

  • 7 Januari 2025 - (10:11 WIB)
    Permalink

    Saya juga di telegram banyak yang langsung mengundang…banyak yg komen..terima kasih admin saya dapat..akh itu semua paling group adminnya sendiri meramaikan dan membuat akun spt saya percaya..tapi maaf..langsung saya out saja..karena tahu itu penipuan semua…jaman sekarang ada yang mau bagi bagi duit hanya karena like dan komen…di YouTube juga like dan komen tidak bagi bagi duit kekita….

  • 7 Januari 2025 - (10:13 WIB)
    Permalink

    ini lah sebab nya pendidikan itu penting..
    siapa bilang pendidikan itu tidak penting..
    siapa bilang pendidikan itu formalitas belaka..
    mungkin si TS kali yang bilang..
    maka nya jadi begitu..

    1
    3
  • 7 Januari 2025 - (10:24 WIB)
    Permalink

    Gw sering ikut tuh lumayan ambil 150rb-200rb buat jajan. Kalo di surup top up mah jgn mau

    1
    33
    • 7 Januari 2025 - (11:16 WIB)
      Permalink

      Dan terjadi lagi….
      Kalo ada ulasan tempat di Gmaps cuma kasih bintang 5 atau tulisan bagus,indah,murah,enak berarti ini ulah2 kerja ginian yak.Saya random nyari tempat dan banyak sekali ulasan model begini,sebanyak itukah korban2 kerja part time ini?

      55
      • 7 Januari 2025 - (11:22 WIB)
        Permalink

        Itu mah asal aja gak ngaruh ke yg punya konten atau tempat. Mreka emang niatnya menipu. Like konten cuma trik biar dikata kerja padahal gak ada hubungannya dengan pemilik konten

        36
  • 7 Januari 2025 - (11:27 WIB)
    Permalink

    Ya knp diikutin alur2nya. Sy ud sering di undang group macam2 yg gak sy kenal. Sebaiknya keluar dan hapus aja, jgn pernah penasaran…ada apa di dalam group, kalo ud denger kisah2 mereka jadi tertarik. Itu ud trik mereka utk nepu.

  • 7 Januari 2025 - (13:03 WIB)
    Permalink

    wkwkw masih dikit tuh kemarin ada yg kena sampai 300 juta anggap aja sebagai uang belajar

    3
    9
  • 7 Januari 2025 - (16:03 WIB)
    Permalink

    kalo dari username keliatannya cukup educated, udah sering nulis artikel di media konsumen, ada artikel LBH Jakarta segala, eh masih kena tipu juga.

    • 8 Januari 2025 - (14:00 WIB)
      Permalink

      ga sering juga ka…baru 2x sma ini koo..
      artikel yg LBH beda ka…itu dulu sekali sewaktu galbay pinjol dan di teror

  • 8 Januari 2025 - (06:45 WIB)
    Permalink

    Hehee.. lagian dmana kerja itu nyari duit. bukan suruh Top Up,
    kalaupun pas pertama kerja kita, perlu modal, ya modal itu utk keperluan Pribadi (seperti pakaian / seragam yg tdk di cover oleh perusahaan, tempat tinggal atau transportasi)
    bukan utk di serahkan ke perusahaan duit nya. Walaupun ada perusahaan yg harus MCU, ya perusahaan yg modalin atau kita sendiri yg bayar langsung ke RS utk medical check up.
    kita jangan mau di suruh bayar biaya admin apapun ke HRD/perusahaan sblm bekerja.

    semoga jadi pelajaran masih banyak org jahat yg tega menipu para pengangguran.

  • 8 Januari 2025 - (08:19 WIB)
    Permalink

    Kalo mau main black campaign (ini bukan hal terpuji sebetulnya) tapi mengharuskan top up sudah pasti scam. Lebih baik jadi buzzer politik, gubernur, caleg dsb, komisi real no top up 😁

  • 8 Januari 2025 - (08:49 WIB)
    Permalink

    Saya sering ikut ginian. Tapi kalau mereka sudah nyuruh transfer saya berhenti. Kuncinya adalah jangan serakah. Lumayan dikasih 100-150rb gratisan. Kalau serakah ya sudah wassalam wkwkwk

    • 8 Januari 2025 - (13:59 WIB)
      Permalink

      iya sih bner juga nih ka, kaya ke hipno juga jdinya..msih mnjem sma temen lagi duitnya tuh, nah si mentok nge fu terus..apa sudah bisa melanjutkan tugas/misi ka..gtu2 deh, jdi klw udh sutuh top up better di blok aja kali ya nomornya…main licik balik

      • 8 Januari 2025 - (17:23 WIB)
        Permalink

        bukan hipnotis tapi perasaan cemas ., takut, dan terbuai komisi membuat pikiran dan akal sehat jadi tidak berjalan

  • 8 Januari 2025 - (15:29 WIB)
    Permalink

    Itu yg ngasih jempol terbalik malah banyak bener. Jgn2 mreka tuh scammernya dari kamboja wkwkwk

 Apa Komentar Anda?

Ada 22 komentar sampai saat ini..

Modus Penipuan Berupa Komisi di Aplikasi Telegram

oleh Frionica . dibaca dalam: 2 menit
22