Telepon Bertubi-tubi Home Credit kepada Keluarga Debitur

Sebenarnya saya tidak ingin mengungkap masalah ini ke publik. Tapi karena sudah sangat mengganggu, mau tidak mau harus saya lakukan. Semua bermula ketika adik saya mengambil barang kreditan dengan menggunakan jasa Home Credit. Suatu kali saya dihubungi pihak Home Credit untuk dimintai tolong mengingatkan adik saya agar membayar cicilannya karena sudah lewat batas tanggal pembayaran. Pada mulanya saya dengan senang hati melakukannya. Saya telepon adik saya, lalu ingatkan dia untuk membayar. Jadi permintaan Home Credit sudah saya penuhi. Namun entah mengapa, Home Credit terus menerus menelepon saya. Sehari bisa beberapa kali dengan orang dan nomor yang berbeda.

Sampai di sini saya masih mencoba berpikir positif. Persoalannya, telepon itu terus terjadi berhari-hari. Mulai dari pagi sampai malam. Termasuk di hari Minggu dan tanggal merah. Begitupun saya masih tetap mencoba melayani dengan baik. Tidak pakai emosi walau sebenarnya sudah sangat mengganggu.

Di mana letak gangguannya? Yang pertama peneleponan dilakukan berulang kali dalam sehari. Bahkan pernah satu telepon saya jawab, baru selesai dan belum diletakkan sudah berdering telepon kedua dari Home Credit. Kedua, pihak Home Credit selalu mengatakan bahwa setiap telepon direkam. Nyatanya, setiap kali saya memberi jawaban atas sebuah pertanyaan, penelepon berikutnya akan menanyakan pertanyaan yang sama. Bisa dibayangkan, Anda harus menjawab pertanyaan yang sama berulang kali dalam sehari. Rasanya seperti orang bodoh.

Ketiga, pihak penelepon malah beberapa kali menyuruh saya yang melunasi tagihan. Maaf, siapa yang punya urusan? Mengapa saya yang tidak tahu menahu malah dilibatkan, ditelepon terus menerus, bahkan disuruh membayar? Ketika saya tanyakan ini, penelepon selalu bilang karena saya kakak dari kliennya. Sekali lagi maaf, apakah hanya gara-gara saya kakak dari klien lalu saya yang harus direpotkan? Rasanya tidak profesional dan tidak etis jawaban seperti itu. Lebih lagi sejak beberapa tahun lalu saya tidak tinggal di kota yang sama dengan adik saya, pun kami sudah jarang berkomunikasi. Nomornya juga tidak punya lagi karena saya sudah ganti handphone.

Yang lebih parah, saya tidak pernah dikonfirmasi oleh Home Credit kalau nama dan nomor telepon saya dijadikan referensi. Kalau mau menyalahkan adik saya, itu juga tidak profesional namanya. Dalam berbisnis, kita perlu melakukan verifikasi atas setiap data yang diterima. Bukan langsung percaya kemudian memproses aplikasi. Dengan kata lain, saya juga tidak tahu kapan kredit diambil, di mana transaksi terjadi, barang apa yang diambil, berapa cicilannya per bulan, dll. Kalau seperti ini caranya, sama saja seperti adik saya dapat barang, Home Credit yang memutuskan memberi persetujuan kredit dan akhirnya dapat omset, sementara saya yang tidak tahu apa-apa malah yang harus repot. Apakah pantas?

Beberapa kali saya menelepon ke bagian Customer Service. Saya jelaskan masalahnya dan dijanjikan solusi. Nyatanya sampai detik ini tidak ada solusi. Peneleponan terus terjadi sampai sekarang.

Robby Yanto
081398729***
Ciledug, Tangerang
Banten

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Tanggapan Home Credit Indonesia atas Surat Pembaca Bapak Robby Yanto

Yth. Redaksi Surat Pembaca Mediakonsumen.com, Sehubungan dengan Surat Pembaca yang ditujukan untuk PT Home Credit Indonesia yang dikirimkan oleh Bapak...
Baca Selengkapnya

Satu komentar untuk “Telepon Bertubi-tubi Home Credit kepada Keluarga Debitur

  • 31 Desember 2018 - (09:45 WIB)
    Permalink

    https://m.facebook.com/groups/211853373087408?group_view_referrer=profile_browser&_rdc=1&_rdr

    Ayo join grup “Gugatan Untuk Home Kredit Indonesia”
    Copy Paste Link di atas & bantu sebarkan.
    Terima kasih.

    #Tujuan Grup:
    1. Mengumpulkan orang-orang yg terganggu karena Home Credit Indonesia.
    2. Melakukan gugatan ke OJK & Kepolisian RI melalui pengacara.
    3. Tidak mendapat telepon dari Home Credit lagi / di hapus dari server mereka.

    #Alasan terbentuknya Grup:
    1. Adanya telepon dari telemarketing Home Credit setiap saat yg sangat menggangu & tetap menelpon walau sudah di complain.
    2. Apabila ingin complain, terlebih dahulu harus mengirimkan data pribadi ke Home Credit. (NIK, nama ibu kandung, TTL, dll)
    Bisa disalahgunakan untuk kejahatan atau penyebaran data pribadi ke orang lain.
    3. Adanya telepon dari debt collector Home Credit yg menagih pembayaran secara memaksa & menganggu, padahal bukan kita yg kredit barang tersebut & bahkan tidak kenal sama sekali.

 Apa Komentar Anda mengenai Home Credit Indonesia?

Ada 1 komentar sampai saat ini..

Telepon Bertubi-tubi Home Credit kepada Keluarga Debitur

oleh Robby Yanto dibaca dalam: 2 menit
1