Tagihan PLN Bermasalah Akibat Petugas Salah Input Angka Meteran KWH

Pada tanggal 24 Juli 2021, kantor ruko saya berhenti operasional, tapi tetap saya tempati. Sebelumnya kami memiliki AC dan Server yang menyala selama 24 jam, tapi kini saya matikan. Walaupun AC tetap menyala kembali, tapi sesuai kebutuhan saya saja dan tidak lagi 24 jam. Maka selama 24 Juli 2021 hingga akhir Agustus 2021, seharusnya telah terjadi penghematan listrik yang cukup besar (hal ini dibenarkan juga dari foto bukti kronologis yang dilampirkan berikutnya).

Lalu pada tanggal 3 September 2021 PLN memberikan tagihan sebesar Rp1.445.347. Dengan perhitungan pemakaian kWh sebesar 977 kWh, yang membuat saya mempertanyakan perhitungan PLN. Padahal saya sudah berusaha menghemat pemakaian listrik, tapi tagihan lebih besar dari tagihan tagihan sebelumnya saat kantor ruko saya masih beroperasional.

Setelah itu saya segera menghubungi PLN, dan dihubungkan dengan petugas PLN. Tak lama kemudian, petugas PLN berkunjung ke tempat saya. Mereka memberikan penjelasan, serta pengakuan salah input data dan meminta maaf dari meteran yang seharusnya diinput 52.120, menjadi 52.720.

Petugas mengakui salah input angka 1 menjadi 7 yang artinya kelebihan 600 kWh. Artinya pemakaian listrik saya hanya sebesar 377 kWh dan sudah berhasil melakukan penghematan pemakaian listrik

Petugas menjelaskan bahwa tagihan tidak dapat diubah. Namun pelanggan (saya), di bulan berikutnya tidak perlu membayar listrik lagi, hanya abodemen. Lalu saya menanyakan, tepatnya abodemen berapa yang akan dikenakan nantinya? Namun petugas tidak dapat menjawab angkanya, hanya meminta saya menunggu saja ketika tagihannya keluar.

Pada saat ini saya belum mengetahui berapa nilai abodemennya. Akhirnya tetap saya bayar tagihan sebesar Rp1.445.347 + admin, yang seharusnya hanya sekitar Rp557.723 (Rp1.445.347 / 977 kWh= Rp1.479,373/kWh x 377 kWh = Rp557.723).

Saya bayarkan dengan kelebihannya 600 kWh atau senilai Rp887.624 (Rp1.445.347 – Rp557.723),
dengan informasi dari petugas bahwa bulan depan tidak perlu membayar listrik, bila meteran belum melebihi 52.720 yang salah input oleh petugas

Pada tanggal 24 September 2021 kali ini saya melakukan pengecekan dan pemotretan meteran sendiri dan mengirimkan foto meteran ke petugas, dengan angka 52.649. Artinya pemakaian tidak lebih dari pencatatan yang salah oleh petugas sebelumnya, dimana dapat dipastikan kWh di tagihan Oktober nanti akan 0.

Pada tanggal 3 Oktober 2021 PLN memberikan tagihan. Namun angka meterannya tidak sesuai yang sudah saya laporkan ke petugas, melainkan menjadi 52.697 (tetap masih di bawah 52.720 yang salah input oleh petugas).

Dengan tagihan abodemen sebesar Rp313.628 dan pemakaian 0 kWh, saya merasa keberatan. Besar tagihan ini sekitar 56% (Rp313.628 / Rp557.723 = 57%) dari besar tagihan bulan September ataupun 35% (Rp313.628 / Rp887.624) dari kelebihan bayar bulan September.

Selain itu saya merasa mendapat jawaban yang kurang mengenakan dari petugas “Kalau gak mau kena abodemen silahkan ke token saja”. Seakan seperti “Kalau gak mau bayar, ya ganti aja”, karena alasan sebab akibat saya terkena abodemen karena kelalaian petugas dalam input data. Lalu saya iyakan “Boleh ke token”. Namun tentu saja mereka bermain dengan peraturan PLN sendiri bahwa tetap harus membayar tagihan terlebih dahulu sebelum migrasi ke token.

Saya segera menghubungi PLN 123, menanyakan dasar atas dikenakannya Rp313.628 atau abodemen tsb. Saya mendapat jawaban, bahwa abodemen dikenakan apabila tidak ada pemakaian listrik ataupun pemakaian listrik tidak ada sampai 40 jam (mohon koreksi arti abodemen sesungguhnya). Dengan minimal 424 kWh (ralat informasi dari foto) walaupun pun Rp313.628 lebih kecil dari bila 424 kWh dikalikan tarif kWh.

Yang saya pahami dari penjelasan PLN hingga saat ini, tetap dikenakan Rp313.628 adalah karena catatan kWh pada PLN adalah 0. Dimana sesungguhnya ada pemakaian sebesar 577 kWh (52.697- 52.120). Walaupun terjadi sebab akibat catatan kWh pada PLN adalah 0, karena kesalahan input data oleh petugas. Maka sangat tidak ada gunanya pelanggan (saya) bayar kelebihannya, karena pelanggan akan tetap membayar dan semakin kelebihan bayar karena abodemen ini.

Saya tidak akan protes apabila gedung yang saya tempati kosong, sehingga ada tagihan abodemen, karena memang peraturannya dari awal. Namun dalam kasus ini abodemen dikenakan karena kelalaian petugas.

Bagaimana apabila pencatatan oleh petugas salah lebih jauh? Misalkan salah input 5 menjadi 6 (52.120 menjadi 62.120), yang artinya kelebihan 10.000kWh, dan pelanggan tetap diminta bayar kelebihannya walaupun kesalahan petugas. Dengan rata-rata pemakaian listrik gedung saya yang hanya berkisar 500 – 900 kWh (lihat foto tracking tagihan dan kWh di atas), maka 10-19 bulan kedepannya pembayaran listrik saya sudah tercover, tapi akan terus tetap membayarkan abodemen sebesar Rp 313.628? Apakah hal ini logis dan dapat diterima?

Pelanggan telat bayar kena denda, oke. Pelanggan tidak menggunakan listrik, tetap bayar abodemen, oke. Petugas salah input catatan meter, pelanggan juga yang menanggung biaya-biaya lebih, bagaimana bisa adil?

Saya harap ada bentuk pertanggungjawaban selain permintaan maaf oleh PLN dan petugas PLN.

Muhammad Hafidz Imaduddin
Jakarta Barat


Catatan redaksi (diperbarui 8/10/2021): Penulis menyatakan masalah di atas telah diselesaikan dengan baik oleh pihak-pihak terkait.

 

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pelaku usaha yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Kirimkan Tanggapan

14 komentar untuk “Tagihan PLN Bermasalah Akibat Petugas Salah Input Angka Meteran KWH

  • 6 Oktober 2021 - (09:53 WIB)
    Permalink

    Anda harusnya tau abodemen pasca bayar PLN adalah 40 jam nyala dari daya terpasang. Silahkan googling perhitungannya. Kalau ada salah catat jgn dibayar dl minta koreksi dl. Jadi rugi kita kalau gak pakai, minimal pakai sebesar 40 jam nyala itu. KWH anda itu pakai modem jd petugas gak perlu dtg ke ruko anda untuk catat. Kalau pakai token gak ada tuh abodemen 40 jam nyala. Kalau gak pakai ya gak ada pulsa kemakan

    • 6 Oktober 2021 - (14:19 WIB)
      Permalink

      iya Pak, saya sudah minta tagihan revisi dahulu pada tagihan september, namun klaim dari CS PLN dan petugas PLN, tagihan tidak dapat direvisi

      • 12 Oktober 2021 - (17:38 WIB)
        Permalink

        Turut prihatin atas kejadian diatas..
        Selagi mudah mengapa dipersulit ya?

        Next.. petugas PLN auto diganti total oleh para malaikat supaya tidak terjadi kesalahan yg sama.
        ?
        Kegiatan kerja diruko diberhentikan, tetapi masih dihuni (setidaknya masih ada pemakaian listrik meskipun tidak sebanyak biasanya).
        Misalkan biasanya makan gorengan 5, tiba2 dihitungnya 10.
        Yg 5 tetep dibayar aja gan, yg 5 lagi dibayar nanti setelah dimakan gorengannya.
        Kalo gitu caranya kasian petugas foto meter listriknya gan, (mohon maaf) gaji gak sberapa mesti bayarin listrik orang laen.
        Masih mending kalo bujang, kalo udah berkeluarga saya rasa lain lagi kebutuhannya.
        Kalo boleh saya saran misalnya belum bisa terima dengan kesalahan/ kurang fokusnya seseorang dalam bkerja dari kejadian tersebut setidaknya ada solusi yg lebih baik.
        Misalnya dengan cara bayar gorengan 5, yg 5 ditalangin dulu sama abang2nya.
        Kalo agan udah makan 5 gorengan lagi ya diganti dengan nominal yg sama ke abang2nya yg nalangin.
        Kalo masih nganggap dibayarin ya seengaknya suruh pake listrik petugas foto meternya diruko tersebut.
        ?
        Semoga kedepannya lebih dewasa lagi dalam mengambil keputusan.
        Amin..
        ?

  • 6 Oktober 2021 - (10:28 WIB)
    Permalink

    Pengalaman saya kalau tagihan melonjak / perkiraan tidak sesuai jangan dibayarkan dulu. Langsung lapor ke PLN setelah dikoreksi baru bayar. Buat jaga2 bayar tagihan jangan mepet supaya kalau ada kejadian salah catat / apapun ada waktu untuk komplain ke PLN. Kalau sudah terlanjur bayar kelebihan pembayaran dikreditkan ke bulan selanjutnya. Kalau mau ga ada abodemen migrasi prabayar tapi sayangnya sekarang dipersulit dengan alasan meterannya kosong / tidak ada stok.

    • 6 Oktober 2021 - (14:21 WIB)
      Permalink

      iya Pak, saya sudah minta tagihan revisi dahulu pada tagihan september, namun klaim dari CS PLN dan petugas PLN, tagihan tidak dapat direvisi

      • 6 Oktober 2021 - (18:09 WIB)
        Permalink

        Sama halnya juga seperti yg sy alami, bulan sebelum puasa 4 bulan sebelumnya sy membayar listrik dinilai Rp. 800ribuan itu listrik dirumah sy terpakai semua lantai atas dan lantai bawah karena lantai atas keponakan yg nempati dirumah saya. Setelah habis lebaran idul fitri keponakan sy pulang kerumah orang tuanya jadi otomatis lantai atas tidak terpakai listrik yang seharusnya, tapi kenapa kok dapat tagihan melonjak diatas Rp. 1jt an selisih 200ribuan dengan dipakai full lantai atas dan bawah malahan tagihan tersebut pas diwaktu masa PPKM dan saya juga sudah melaporkan ke pihak PLN mereka jawabnya sudah sesuai pak dengan pemakaian listrik saya. Apakah ada sabotase bagi masyarakat menengah ke atas dibebankan untuk menutupi kerugian dari pemakaian listrik gratis ke masyarakat ke bawah yg kata digratiskan selama pandemi berarti kalau seperti itu tidak ada ruginya PLN menggratiskan daya listrik yang notabene 450-900 watt sementara di jakarta ini sudah sedikit pengguna listrik yg menggunakan daya 450-900 watt…

        1
        1
    • 7 Oktober 2021 - (21:20 WIB)
      Permalink

      Migrasi aja ke pln pra bayar
      Pake token
      Migrasinya dari situs pln.co.id
      Jadi sekalipun gadak metetan, gitu ada meteran tetap yg dilayani yg dah daftar di websitenya.
      Toh kalo lapor kekantornya juga bakalan harus daftar migrasi d website

  • 6 Oktober 2021 - (14:12 WIB)
    Permalink

    Mau hemat? Saya jual panel surya. Dengan 80 jt, bisa hemat 1,5 jt per bulan. 8000 wp / 6kwh inverter

  • 6 Oktober 2021 - (15:07 WIB)
    Permalink

    saya pernah seperti itu salah catat, ujung2nya pasrah karena PLN kan monopoli tidak bisa ganti provider. Sekarang saya kalau lapor pakai aplikasi pln mobile, input sendiri meterannya dan langsung kelihatan tagihan bulan berikutnya jadi jika terjadi salah catat langsung kelihatan. Saran saya input meteran pakai pln mobile jangan kirim foto ke petugas pencatat meter, atau tetap kirim foto dan menginput sendiri di pln mobile nanti yang dipakai yang di pln mobile.

  • 6 Oktober 2021 - (17:15 WIB)
    Permalink

    Pendapat saya karena sudah lebih bayar dan tetap menjadi pelanggan PLN di bulan berikutnya semestinya abonemen tinggal ambil dari lebih bayar yg dilakukan pelanggan dan bulan-bulan berikutnya masih menjadi pelanggan PLN tinggal tambah bayar sebesar kekurangannya saja begitu mau si penulis karena jika tetap bayar abonemen saja di bulan berikutnya tetap lebih bayar yang dilakukan penulis akan menjadi lebih bayar. Revisi sebelum bayar pun pendapat yang masuk akal. Atau ganti ke token/pra-bayar tidak ribet beli bayar pakai kwh-nya habis tinggal isi lagi bisa kontrol budget sendiri.

  • 8 November 2023 - (19:38 WIB)
    Permalink

    Ini yang baru saya alami. Petugas pln salah catat Kelebihan 800kwh. Tagihan naik 3x lipat. Udah lapor ke pln tp malah disuru bayar dulu sesuai tagihan yg sudah keluar, bulan depan hanya bayar abodemen. Makin bingung jadinya.. malah jadi makin lebih banyak lagi bayar tagihan. Sudah ada deposit tp bulan selanjutnya masih harus bayar abodemen juga.

 Apa Komentar Anda mengenai PLN?

Ada 14 komentar sampai saat ini..

Tagihan PLN Bermasalah Akibat Petugas Salah Input Angka Meteran KWH

oleh Hafidz dibaca dalam: 3 menit
14