Kecewa dengan Kebijakan Hotel Wyndham Opi Palembang soal Sarapan

Terima kasih sebelumnya kepada Media Konsumen. Langsung saja, saya ingin mengeluhkan kebijakan terkait breakfast di Hotel Whyndham Opi Palembang. Saya menginap di Whyndham Opi Palembang tanggal 14 Desember 2021 (check in) – 15 Desember 2021 (check out). Ketika saya check in, diberikan 4 voucher breakfast  untuk 2 kamar.

Tanggal 15 Desember 2021 ketika breakfast, saya berbicara kepada petugas bahwa satu dari tamu tidak bisa hadir karena ada pekerjaan, sehingga saya minta breakfast untuk diantar ke kamar. Hal yang mengejutkan saya terima yaitu berupa informasi bahwa breakfast hanya bisa makan di ruangan. Karena  pihak hotel tidak menyediakan box makanan, kecuali jika sakit maka akan diantar dan itu pun hanya bubur. Namun jika mau tetap diantar untuk 1 orang, maka akan dikenakan sebagai biaya tambahan.

Pertanyaan saya adalah:

  1. Apa yang mendasari pengambilan kebijakan tersebut? Bukankah breakfast adalah hak setiap tamu? Sejauh yang saya tahu, di beberapa hotel bintang 4 dan 5 di Palembang pun bisa makan di ruangan atau diantar ke kamar. Lebih jauh lagi, bahwa di dalam sifat transaksional tersebut ada bukti voucher fisik yang merupakan hak konsumen. Jika atas dasar kebijakan bisa menggugurkan hak konsumen atas breakfast, bukankah itu sudah termasuk keputusan sepihak? Apapun yang bersifat transaksional, itu selalu di bawah aturan tertinggi yaitu hukum di Indonesia. Bukan semata-mata kebijakan dari manajemen hotel. Karena konsumen pun ada lembaga yang melindungi secara hukum jika dirugikan.
  2. Jika memang benar kebijakan tersebut diambil karena suatu kondisi yang tidak memungkinkan (semisal tidak ada box makanan atau pegawai yang sibuk), kenapa ada opsi bisa diantar tetapi dikenakan biaya tambahan sama seperti kelebihan tamu?

Saya selaku tamu hotel sangat merasa dirugikan, karena kebijakan ini sudah aneh dan anti mainstream dibandingkan hotel-hotel lain di Palembang dengan kelas yang sama.

Yang paling penting, jika kebijakan tsb menggugurkan hak tamu sebagai konsumen, apalagi ada bukti fisik (voucher breakfast), maka hal tsb dapat dikaji dalam pandangan hukum. Karena di dalam voucher tsb tidak ada sama sekali keterangan yang menyatakan bahwa breakfast hanya makan di tempat. Begitu pula saat saya check in, tidak dijelaskan bahkan dokumen-dokumen yang harus saya tandatangani ketika check in, tidak ada satu pun yang menjelaskan tentang hal tsb.

Saya minta respon dari manajemen atau pimpinan Wyndham Opi Palembang terkait hal tsb. Jika memang benar adanya seperti itu, maka saya dengan sangat senang hati akan berbagi pengalaman kepada orang lain, baik di komunitas-komunitas traveler ataupun ulasan-ulasan pihak akomodasi ketiga.

Saya juga akan mencoba untuk mengkaji apakah ada hal-hal yang dirugikan di dalam hukum terkait pengguguran hak saya sebagai konsumen karena kebijakan tsb.

Terima kasih.

Andri Yadi Pratama
Palembang, Sumatera Selatan

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Tanggapan Wyndham Opi Hotel Palembang atas Keluhan Bapak Andri Yadi Pratama

Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Andri Yadi Pratama, karena telah memilih Wyndham Opi Hotel Palembang sebagai pilihan untuk menginap....
Baca Selengkapnya

122 komentar untuk “Kecewa dengan Kebijakan Hotel Wyndham Opi Palembang soal Sarapan

  • 5 Januari 2022 - (00:03 WIB)
    Permalink

    Bang, biar hidup tenang, sudah ikhlaskan saja, trus lain kali nginep di hotel yang sesuai kriteria anda. Kalo masih dianggap serius datangi lagi hotelnya, utarakan niat anda, minta ganti rugi sesuai kerugian anda. Tapi apa iya mau begitu, mending ikhlaskan saja.

    15
    • 5 Januari 2022 - (08:57 WIB)
      Permalink

      Terima kasih atas komentar nya.
      Dari sekian banyak komentar… Komentar anda termasuk salah satu yang normal dalam menghargai surat pembaca

      Saran anda memang bagus. Karena saya jg tidak begitu meminta ganti rugi itu kenapa saya lebih memilih untuk membuat surat pembaca.
      Karena jika dinominalkan dengan rupiah atas nilai makanan tsbt mungkin hanya puluhan ribu.
      Tp sbg konsumen saya merasa kecewa saat moment tsbt.

      Untuk pertimbangan pemilihan hotel sdh jelas bhwa saya lebih memilih hotel lain dengan layanan yang tidak mengecewakan.
      Tp sekali lagi surat ini hanya sebuah kekecewaan dan judulnya pun adalah surat pembaca.

      Saran anda yang lain sangat masuk akal bhwa utk datang meminta ganti rugi kesana memang sangat tidak sesuai dan lebih
      baik diikhlaskan.

      Terima kasih untuk komentar berbobot nya.
      Karena sejauh yang saya tau.. Nilai dari suatu hal tidak bisa dilihat dari sisi subjektif.
      Kebanyakan komentar yang lain hanya menilai masalah dari sekedar ‘breakfast’
      Dan komentar yang lain seperti anda , lebih memilih untuk memberikan saran yang masuk akal tanpa menghujat.

      Terima kasih

      1
      9
  • 5 Januari 2022 - (01:49 WIB)
    Permalink

    Guys sebelumnya terimakasih sudah memberikan contoh yang nyata kalau kita akan menjadi terlihat bodoh ketika berdebat dengan orang bodoh:)
    Btw berulang kali berulang kali banyak yg bilang mau dari hotel melati sampai hotel bintang 5 punya SOP masing-masing termasuk dalam hal “BREAKFAST” dan sebagai tamu jangan manja dan ingin di spesialkan oleh hotel apalagi alasannya cuma sibuk bekerja, mending kalo pesen roomnya itu yg president / suites room pasti di spesialkan:) kalo cuma deluxe dll ya mending ikuti peraturan dari hotel, toh anda juga bawa pulang sendal, teh, kopi, krimer, gula dari hotel kan kan kan kaaannnn
    So, jadi jangan merasa harus di spesialkan karna hal sepele

    19
    • 5 Januari 2022 - (06:40 WIB)
      Permalink

      Salah satu keluhan paling seru di awal 2022 ni utk dibaca pas breakfast.. di rmh?.. ttp smangat smuanya di 2022.. buang smua energi negatif.. ?

      11
    • 5 Januari 2022 - (08:45 WIB)
      Permalink

      Terima kasih untuk komentarnya..
      Jika anda merasa pintar, alangkah baiknya menggunakan pilihan kata dengan lebih pintar dan lebih bijak.
      Dan lebih membaca satu persatu dari penjelasan saya.

      Dan apa standar anda tentang manja?
      Saya rasa itu masih harus dilihat kembali.

      Lebih lucu lagi anda meyakinkan diri sendiri tentang sesuatu yang belum pasti anda ketahui seperti bawa sandal dll.
      Mungkin itu salah satu yang disebut pintar dalam suatu hal untuk anda.

      Terakhir saran saya..jika anda belum bisa berkomentar dengan baik, lebih baik menjadi pembaca terlebih dahulu.

      Terima kasih

      16
      • 5 Januari 2022 - (12:46 WIB)
        Permalink

        Hahaha karna penulis ini saya jadi lebih yakin sama omongan ayah saya yg pernah bilang “orang bodoh akan selalu mempunyai jawaban dalam perdebatannya untuk menutupi kebodohannya tetapi orangorang tau bahwa dia itu bodoh” makasih ya mas

        21
        1
      • 8 Januari 2022 - (06:22 WIB)
        Permalink

        saya rasa yang komplain soal sarapan tak bisa diantar itu cuma anda, bos. Lain kali bawa aja sarapan dari restoran ke hotel sama anda sendiri.

        Nanti anda nginep di hotel lain dan ternyata gak bisa diantar sarapannya, nulis di media konsumen lagi.

        Saya sih setuju anda diblacklist dari hotel, karena terlalu rewel.

  • 5 Januari 2022 - (08:35 WIB)
    Permalink

    Untung belum dibuang kuponnya. Kalo saya beli mau gan. Tukar tambah sama aqua satu gelas.

  • 5 Januari 2022 - (09:31 WIB)
    Permalink

    Lain kali bawa energen saja gan
    Atau oki jely drink penunda lapar
    Buat jaga2 kalo2 ga bisa makanan diantar ke kamar

  • 5 Januari 2022 - (10:43 WIB)
    Permalink

    Sy jg prnah kondangan ke tmp kawan sy kawin pas sy mkn gulai ayam hitam sy kira ayam eeee ternyata bkn ayam ternyata kentang sedih hati sy hihiiiii

    5
    1
  • 5 Januari 2022 - (12:35 WIB)
    Permalink

    Disni si penulis artikel menuntut kebijaksanaan Hotel tersebut.

    tapi si penulis belum bisa bijaksana dalam menuangkan keluhan dan masukan nya melalui media sosial.

    Gimana para netizen stuju gak nih…..

  • 5 Januari 2022 - (13:07 WIB)
    Permalink

    Skdr saran sj; buat penulis supaya lbh bijak lagi dalam menanggapi komen² krn itu salah satu bentuk respek & tinggal memilah mana yg + atau -, rendah hati & berfikir + adalah kuncinya, krn pendapat setiap orang tentu ber’beda² tergantung dari sudut pandang atau bahkan pengalamannya. Buat yg mau komen, kalau dirasa gak ada manfaatnya ya gak usah komen, sy faham…mungkin krn “GEMES” ya akhirnya terbawa suasana.. 😉
    2022 baru sj datang, mari mulai dgn hal² yg +

    • 5 Januari 2022 - (17:56 WIB)
      Permalink

      Muantabbb gan, njirr ngakak guling2 gw baca sp ini beserta komen para juragan semua, GEMES jadinya sama TS,
      Klo dibaca2 semua tanggapan TS, kayaknya jawabannya muter2 serta beberapa kali “keceplosan”, bilang di hotel lain bisa ternyata dari awal masuk UD bilang pengen makan di kamar, dan staf bertanya lebih dahulu ke atasan (jadi jelas dari awal/sebelum waktu breakfast UD minta jadi ngga dadakan) posisi sekarang kan UD waktunya breakfast tapi ngga bisa turun karena kerjaan (lha itu mah masalah ente gan, kan tempat sudah disediakan makanan jga) klo mau diantar jatuhnya pesanan kamar dong itu ada chargenya, klo ada hotel yg mau bikin ‘permintaan ente itu FREE’ itu kebijakan hotel aja bukan karena KEWAJIBAN, silahkan agan beberkan undang2 yg menyatakan bahwa hotel wajib memenuhi permintaan ente.
      Adalagi secara tidak langsung anda sudah MENGANCAM pihak hotel dengan tulisan mereview ttg “PERMASALAHAN YG ANDA ALAMI” dan anda minta pihak hotel menanggapi tsb, klo masalah ini diperpanjang siap anda menghadapinnya, ingat sudah JELAS bahwa hotel sudah menyediakan tempat, waktu serta makanan, anda tinggal datang beres toh, kecuali pihak hotel tidak menyediakannya bisa anda protes
      tolong b***h boleh, tapi jangan D***U DAN GU****K.

      Terima kasih.

  • 5 Januari 2022 - (22:00 WIB)
    Permalink

    Bangke semua ini yang comment di atas, sampe panjang gini. Tolong yang orang kerja di perhotelan kasih pencerahan, biar orang kampung macam ane yang jarang maen ke hotel nggak katrok-katrok amat lah.

  • 6 Januari 2022 - (06:55 WIB)
    Permalink

    Maaf cm mau ngeluh.. Nyari2 resto di lantai brpa smpe nyasar bbrpa kali.. Pas ktmu resto nya.. Kupon nya ilang.. Piye.. Sdh lapar sangat ?

    2
    2
  • 6 Januari 2022 - (08:08 WIB)
    Permalink

    Kebetulan sy menginap dihotel yg sama tanggal 28-2jan,memesan 2 kamar untuk 4 orng dewasa dan 1 anak 7th. Mendapat voucher breakfast 2voucher per kamar per hari.dan memang pihak hotel sudah kita ketahui secara umum,1 voucher untuk 1 orng.jadi otomatis anak sy yg berumur 7th selalu bayar 82.500/hari(setengah harga) saat breakfast. Coba kl bs dibawa ke kamar tanpa tambahan biaya,mungkin malah bisa untuk makan siang x krn kt termasuk yg makannya dikit2.
    Tp knapa kt selalu pilih yg ada breakfast walaupun harus bayar,krn suasana makan di resto itu beda dengan suasana makan dikamar.dan pihak hotel jg banyak yg tidak memberikan service makan dikamar krn mereka hitung per orang.coba kl dibawa ke kamar,yg nerima makanan ba saja bilang,wah kurang ini 1 piring,sy biasa makan 3 pirang,gak liat badan sy segede gini.ternyata didlm kamar yg makan 3 orang.

  • 6 Januari 2022 - (11:29 WIB)
    Permalink

    Rasanya sekarang kirim Suara Pembaca di MK, kolom komentar udah zona perang, penulis harus kuat Mental.
    Saran saya Next time jika kurang puas dengan jawaban yang diterima petugas, minta saja agar petugas tersebut menyampaikan kepada Manager Hotel yang punya tanggung jawab lebih dan dapat menentukan, mungkin saja bisa di dispensasi berdasarkan pertimbangan tertentu.
    Jika Saya jadi anda waktu itu, tanpa meminta tanggapan, saya akan ambil dan bawakan sendiri saja satu porsi sarapan ke kamar rekan anda, misalnya di cegah oleh petugas ya dijaminkan saja oleh Anda, rasanya petugas tersebut tidak akan menolak.

  • 8 Januari 2022 - (13:05 WIB)
    Permalink

    Tuh dah dapat balasan dari pihak hotel nya. Emang lu harus kena extra charge BEGGO….!

    Wakakakakaka….

    niat mau menjatuhkan hotel atau mendapat keadilan atau apalah motif busuk lu, yang ada hotel gak setuju sama lu dan para komentator yang gak membela lu.

    emang pelit lu. Sok kaya tapi bayar charge aja gak mau. Sok sok-an ngomong hak hak hak. Wkwkwkwkk…

    ayo ke pengadilan. Siapa tau lu menang. Siapa tau…..

  • 25 Maret 2022 - (23:48 WIB)
    Permalink

    Masih sodaraan ya ini dengan si penagih kremesan itu? Tipikal customer rewel yang maunya dimanja. Ada hak ada kewajiban. Anda diberikan hak untuk santap di restoran tapi anda menuntut lebih dan tidak mau bayar lebih. Seimbang kah? Lain cerita kalau kesepakatan di awal adalah semua breakfast akan diantar ke kamar tamu.

 Apa Komentar Anda mengenai Hotel Wyndham Opi Palembang?

Ada 122 komentar sampai saat ini..

Kecewa dengan Kebijakan Hotel Wyndham Opi Palembang soal Sarapan

oleh Andri yadi Pratama dibaca dalam: 2 menit
122