Ilustrasi Keluhan Surat Pembaca DC Bank Mega Menagih Bukan Kepada Debitur Langsung 21 Juni 2024 Cynthia Linardi 21 Komentar Bank Mega, Debt Collector, Kartu Kredit Bank Mega, Kredit Macet, Penagihan, Penagihan Kartu Kredit, penagihan ke kantor, penagihan ke pihak ketiga, penagihan ke rumah, Sistem penagihan bermasalah, Tagihan kartu kredit Ikuti kami di Google Berita Selamat siang Media Konsumen, Saya mau menyampaikan keluhan yang saya alami dari sebelum Covid sampai dengan saya menulis surat ini, terkait kelakuan DC Bank Mega yang: Datang ke rumah satu mobil ramai-ramai sambil marah-marah, listrik dimatikan saat anak lagi belajar online. Telepon ke kantor dari pagi, siang sampai sore marah-marah, meneror, WhatsApp ke teman-teman dan direktur tempat saya bekerja. Katanya saya ada urusan sama Bank Mega yang belum selesai, padahal saya tidak punya urusan dengan Bank Mega. Datang ke kantor, sudah pernah saya temui dan jelaskan bahwa saya tidak ada urusan apapun sama Bank Mega. Yang punya kartu kredit Bank Mega adalah suami saya sejak sebelum kami menikah, kenapa saya yang diteror dan dicari-cari? Malam datang ke rumah, gedor-gedor dan marah-marah. Hari ini, tanggal 11 Juni 2024, datang seorang ibu dan temannya mencari saya, teman di kantor dimarahi. Saya tidak mau menemui karena saya merasa tidak punya urusan sama Bank Mega. Saya merasa terganggu, tidak nyaman dalam bekerja dan nama baik saya pun tercemar. DC Bank Mega sudah keterlaluan dan sudah keluar dari jalur etika penagihan DC. Pertanyaan saya untuk Bank Mega: Apakah DC Bank Mega diperbolehkan menagih dengan cara terus menerus meneror dan datang dengan marah-marah ke orang yang bukan pemilik kartu kredit Bank Mega? Kalau tidak ditangani segera, kami akan melaporkan ke pihak yang berwenang dan OJK. Terima kasih Media Konsumen. Cynthia Linardi Jakarta Barat Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Ruby N21 Juni 2024 - (10:08 WIB)Permalink Lahh Suaminya gimana bu, ya diomongin dong ama suaminya 4 1 Login untuk Membalas
Cynthia LinardiPenulis artikel22 Juni 2024 - (12:49 WIB)Permalink Ud d omongin org pergi ga plg2. 1 Login untuk Membalas
Sun21 Juni 2024 - (11:45 WIB)Permalink Sebentar sebentar… Di mana suaminya? Meninggal dunia? Cerai? Minggat/menghilang/kabur? Kok tidak bisa dikomunikasikan untuk diselesaikan atau diarahkan pelunasan kewajiban ke yang bersangkutan saja? 1 1 Login untuk Membalas
Cynthia LinardiPenulis artikel22 Juni 2024 - (12:53 WIB)Permalink Pergi ga plg2 ud dibicarakan kondisi usahanya Lg macet yg utang juga ga byr. 1 Login untuk Membalas
LSH24 Juni 2024 - (07:42 WIB)Permalink Tdk perlu kau ajari, org kalau punya duit juga pst uda di byr. Macam uang kau aja yg dipinjamin Login untuk Membalas
madman21 Juni 2024 - (12:15 WIB)Permalink TS benar karena tidak ada sangkut-pautnya dengan kekisruhan ini. Utang bukan bagian dari gono-gini. Tapi TS punya kewajiban moral untuk mengingatkan suami bahwa dia punya utang dan kewajiban melindungi keluarganya, menjaga martabat dan harga diri istrinya. Sekalipun dia berutang demi anak istrinya. 3 Login untuk Membalas
Cynthia LinardiPenulis artikel22 Juni 2024 - (13:01 WIB)Permalink Betul ibu terima kasih, ud sy bantu hbs2an karna kondisi keuangannya macet bukan ga mau byr sebelumnya juga lancar.orgnya juga pergi ga plg2 sy yg diteror n d cari sy pun ga terima. Dia kira kt ga tau UU KK n etika Penagihan ini ud pelanggaran. 1 Login untuk Membalas
Wisnu21 Juni 2024 - (12:16 WIB)Permalink istri kan orang terdekat suami, tiap malam ketemu di kamar. tinggal sampaikan saja to ke paksu. 2 1 Login untuk Membalas
Cynthia LinardiPenulis artikel22 Juni 2024 - (13:05 WIB)Permalink Ud d sampaikan dijelaskan n d bantu hbs2an orgnya pergi ga plg2, bukan ga byr dulu2 lancar krna usahanya lg macet yg hutang ga byr kondisinya bener2 macet! 1 Login untuk Membalas
Anissa Yolanda21 Juni 2024 - (12:56 WIB)Permalink Emang di perumahan dan kantor Ibu gak ada satpam atau security ya? Kok ada yang bikin rusuh didiemin aja? Sebenarnya kalo mereka datang kayak malam2 gitu dan bikin onar bisa dilaporin ke RT atau teriakin aja biar tetangga pada bantuin. Btw semoga semuanya ceat selesai ya, Bu. 2 1 Login untuk Membalas
Rizki21 Juni 2024 - (15:05 WIB)Permalink Tunggakannya pasti besar ya. Mendingan bilangin ke suami atau keluarganya untuk bantu 1 1 Login untuk Membalas
Manusia biasa21 Juni 2024 - (19:02 WIB)Permalink CC atas nama suami dan milik suami kalau digunakan untuk keperluan,kebutuhan,jalan jalan keluarga giliran di tagih DC bilangnya bukan pemilik kartu. Wew. Amazing sekali 3 1 Login untuk Membalas
Cynthia LinardiPenulis artikel22 Juni 2024 - (13:24 WIB)Permalink Maaf y klo ga tau masalahnya jgn asal komen! Login untuk Membalas
Cynthia LinardiPenulis artikel22 Juni 2024 - (13:08 WIB)Permalink Namanya doang Satpam Bu tdk bs diandalkan malah dliat doank gedor2 marah2 Login untuk Membalas
Robian Hadi wijaya21 Juni 2024 - (17:35 WIB)Permalink duc kok jadi serem gitu ya . harusnya yang ke bersakutan saja cukup kok melebar kemana mana 3 2 Login untuk Membalas
Cynthia LinardiPenulis artikel22 Juni 2024 - (13:11 WIB)Permalink Y ud keluar dr jalur UU KK dan etika penagihan makanya sy berterima kasih kpd media konsumen untuk menyampaikan keluhan sy. Login untuk Membalas
Munzir Akbarwan21 Juni 2024 - (22:39 WIB)Permalink Lha. knapa yg koment salahkan ibu. Dia kan sdh benar bahwa KK itu dibuat suaminya sebelum mereka menikah. Jadi bukan merupakan utang bersama. 4 1 Login untuk Membalas
Cynthia LinardiPenulis artikel22 Juni 2024 - (13:18 WIB)Permalink Y ibu bener terima kasih, karna yg komen belum mengalami seperti yg sy alami dan tdk atau belum tau UU KK dan etika penagihan! Login untuk Membalas
yuda23 Juni 2024 - (23:27 WIB)Permalink D Bank emang gak pernah ada benar nya untuk masalah penagihan Datang lbh dri 1 orang udah diluar SOP penagihan 1 poin ini aja udah ngelanggar Blm lagi perbuatan tidak menyenangkan dengan matikan listrik Teror WA ke temen kerja, jelas ga ada sangkut paut nya lah sama yang bersangkutan, tujuan nya apa? Mengerahkan tenaga secara gratis biar target penagihan tercapai? Terus ada DC ke kantor marah2in temen yg g ada sangkut paut nya juga. Suer deh konyol Jadi inget jaman dlu waktu blom Di tertibkan OJK, telpon kesana kemari kayak DC pinjol ilegal Bukan belain yg ngutang ya Tapi dlu aku pernah jadi korban Bank sialan ini Yg punya utang bukan aku tapi temen aku, beda kantor, ya cuma temen biasa aja Ngejar ke aku , telpon sehari ratusan kali pakai nomer yg tdk pernah sama, entah darimana dpt no hp aku pdhl aku tdk pernah didaftarkan sebagai kontak darurat Sudah aku sampai kan untuk lgsg kontak ybs, dan masih ngeyel aja terorin aku sampai akhirnya aku blokir nomer2 tak di kenal Otomatis mreka tidak bisa telpon aku dong Ngerti yg terjadi? Sekali lagi ini utang temen aku, dan aku tidak bisa di telp krn aku blokir, mreka telpon istri ku!!! teror istri ku cari si temen ku itu juga dengan maki2, setelah istri blokir tuh nomer nomer ga dikenal,tembus nya kemana? Ternyata Tembus ke nomer mertua ku, yg punya utang temen aku, yg di ubek2 keluarga aku . Stlh ketemu sm temen ku yg punya utang ke bank dan aku ceritakan semua nya, dia sampaikan ternyata bukan cuma aku aja yg di teror, tp temen2 lain nya juga kena teror. Sinting cara nagih nya. Kalau kyk gitu cara main nya lama lama nyungsep itu beserta agent2 pemulung billing nya. Salam dari korban salah teror Login untuk Membalas
LSH24 Juni 2024 - (07:40 WIB)Permalink Yg sabar ya bu. Kalau kondisi lg terpuruk utamakan kebutuhan dan kelanjutan hidup keluarga dulu, dukung terus dan kasi semangat ke suaminya. Ujian terberat dari teror dc adlh rasa malu, kalau ibu bisa mengatasi rasa malu, maka teror dc sudah tdk punya pengaruh apa2. Kalau masi punya sisa2 tenaga, buatlah gugatan ke pengadilan. Tdk perlu biaya byk asal ibu jalani sendiri. Sidang nya pun secara online. Dgn adanya gugatan, teror akan berhenti. Login untuk Membalas
Alan24 Juni 2024 - (08:14 WIB)Permalink Laporin aja bu…. DC Mega ga ada etika itu…. POJK nomor 22 Tahun 2023 Pasal 62 (1) PUJK wajib memastikan penagihan kredit atau pembiayaan kepada Konsumen dilaksanakan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat dan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Dalam memastikan tindakan penagihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PUJK wajib memastikan penagihan dilakukan: a. tidak menggunakan cara ancaman, kekerasan dan/atau tindakan yang bersifat mempermalukan Konsumen; b. tidak menggunakan tekanan secara fisik maupun verbal; c. tidak kepada pihak selain Konsumen; d. tidak secara terus menerus yang bersifat mengganggu; e. di tempat alamat penagihan atau domisili Konsumen; f. hanya pada hari Senin sampai dengan Sabtu di luar hari libur nasional dari pukul 08.00 – 20.00 waktu setempat; dan g. sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (3) Penagihan di luar tempat dan/atau waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e dan huruf f hanya dapat dilakukan atas dasar persetujuan dan/atau perjanjian dengan Konsumen terlebih dahulu. Login untuk Membalas