Pengalaman 6 Tahun Sebagai Pengguna Tokopedia Berakhir Buruk

Saya sebagai pembeli dan penjual di Tokopedia sejak 2015 (belum sebesar sekarang ini), dengan customer service yang cukup baik saat itu. Ada line telepon untuk setiap pengaduannya saat itu, yang entah kenapa akhirnya dihilangkan fitur itu. Mungkin semakin banyak yang komplain, tapi CS-nya tidak kompeten untuk memberi solusi.

Dari mulai berjualan gratis dengan banyak promo, sampai sekarang ada komisi setiap penjualan (1.5%-an) dan promo yang banyak syarat, promo ghoib, dsb. Akhir-akhir ini saya mengalami pengalaman buruk belanja di Tokopedia. Tiba-tiba akun saya tidak bisa menggunakan kupon gratis ongkir maupun kupon-kupon yang ada.

Entah alasannya apa, ketika saya komplain pihak Tokopedia tidak bersedia membeberkan alasannya. Hanya mengirim copy paste dari peraturannya. Padahal dengan dibukanya alasan, kita bisa melakukan sanggahan dan verifikasi. Namun sayangnya tidak.

Di usia yang beranjak remaja ini, 12 tahun usia Tokopedia dan semakin besar, sayangnya tidak dibarengi dengan kompetensi penanganan keluhan yang baik, malah semakin semena-mena terhadap konsumen. Ingat, tidak selamanya roda di atas. Jadi jangan semena dengan yang di bawah.

Sudah 3 bulan berlalu, masih belum ada solusi. Tolong segera diatasi permasalahannya. Terima kasih.

Adam Muhammad
Sidoarjo, Jawa Timur

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pelaku usaha yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Kirimkan Tanggapan

36 komentar untuk “Pengalaman 6 Tahun Sebagai Pengguna Tokopedia Berakhir Buruk

  • 15 Agustus 2021 - (13:07 WIB)
    Permalink

    Belanja aja ke toko lain kalo toko yg skrg sudah mulai nyusahin. Banyak koq yg masih kasih gratis ongkir.

    Jaman skrg kan sudah banyak pilihan.

    13
      • 16 Agustus 2021 - (06:13 WIB)
        Permalink

        Kembali ke pilihan masing2 saja.
        Ga selalu semuanya harus gratis ongkir.
        Klo mau yg proses pembelian cepat n ga ribet, ya tokopedia.
        Yg promonya seabreg2 ya pke si orange, tapi sering baca berita paylaternya sering di bobol n di block.
        Atau si merah juga ongkirnya lbh sedikit, tapi proses barang sampai ke pembeli, harus sabar2 nunggu dah, kadang dr luar negeri tuh barang.

        Sya malah udah 10 thn lebih sbg user tokopedia.
        Fine2 aja smp sekarang.
        ?

        1
        2
  • 15 Agustus 2021 - (13:08 WIB)
    Permalink

    moga masalah anda cepat terselesaikan, tapi jujur anda arogan banget kalo bicara.. itu manusia yang dibalik chat dengan CS, bukan mbela keputusan nya mereka tidak memberikan alasan, tapi omongan mu arogan saja rasanya.. gunanya apa ngmg kayak gitu sama mereka? pengaruh kah? mereka juga punya SOP dan aturan yang harus diikuti, bukan hanya karena kamu merasa pelanggan lama bisa seenak nya juga

    Ingat, tidak selamanya roda di atas. Jadi jangan semena dengan yang di bawah.

    12
    43
    • 15 Agustus 2021 - (13:14 WIB)
      Permalink

      Pertama, pahami masalahnya sudah sejak 3 bulan bulan ada solusi, tidak ada respon minta klarifikasi data apa yg menyebabkan di blokir sepihak, klo tau data ini. Sy challenge. Tp gamau buka data. Knp ? Ga dijawab. Dijawab copas terus. Terus sbg konsumen lama. Apa salah bicara tsb ? Arogan adl tdk menghiraukan komplain konsumen. Menjawab dgn jawaban copas scr trs menerus.

      20
      3
      • 15 Agustus 2021 - (15:09 WIB)
        Permalink

        gak usah gubris kalau namanya Ivan mah… dia memang dari dulu kerjaannya cuma menyalahkan penulis di MK ini…dan itu hampir tiap hari.. walaupun dengan dugaan sekalipun yang penting salahkan penulis

        17
        3
    • 15 Agustus 2021 - (19:11 WIB)
      Permalink

      Omonganmu lebih arogan, tidak pakai otak pulak, kau punya otak atau tidak? Baca dulu beritanya, baru berkomentar, dasar bodoh. Orangtuamu gapernah ngajarin kah kalau mau omong dipikir dulu pakai otak.

      5
      1
    • 15 Agustus 2021 - (19:13 WIB)
      Permalink

      Pikir dululah kalau mau komen, letak arogannya dimana, dasar b0d0. Komentarmu lebih arogan. Baca dulu beritanya makanya

      3
      1
    • 15 Agustus 2021 - (21:52 WIB)
      Permalink

      Cuma mau komentari si raja nyinyir yang lagi pansos di MK.
      Jadi surat pembaca yang di kirim ke sini harus sesuai dengan isi otak mu?
      Weaksz! Pengen muntah! Setiap Surat Pembaca sampai komentar harus kamu komentari dengan nyinyir.
      Aku heran ada ya orang seperti ini? Kukira nggak ada.

    • 16 Agustus 2021 - (00:04 WIB)
      Permalink

      @Ivan, coba ngaca.. anda atau yg mosting yg arogan?? Ingat ya roda tidak selalu diatas, bisa juga besok2 dibawah

  • 15 Agustus 2021 - (16:00 WIB)
    Permalink

    Sy juga mengalami hal yg sama kalo gak salah sering main toped telor mungkin dianggap merugikan jadi gak bisa pake promo lagi bisa juga karna sering isi pulsa ke nomor lain. Aturan sekarang makin gak jelas toped ini mungkin merasa superior karna sudah ramai pembeli jadi pengguna lama pun tidak dianggap.

    6
    1
  • 15 Agustus 2021 - (16:44 WIB)
    Permalink

    Apa mungkin karena ada 2 akun dgn alamat yg sama ? Kalau Tokped ga boleh pakai promo kalau ada 2 akun sama alamat. Atau bisa juga masalahnya di akun toko, dan bukan Tokoed aja. Semua ecommerce kalau ada pembatasan akun dll mereka ga mau buka sebabnya, jdi mngkin dipikir lagi yg menyalahi aturan apa.
    Saya dari 2011 ikut Tokped dan saya bilang paling bagus pelayanannya dibanding ecommerce lain.UI juga paling simple dan user friendly. Sudah nyoba dari 2009 semua ecommerce ,tapi ya pendapat org juga beda” ya .

    8
    1
    • 15 Agustus 2021 - (18:54 WIB)
      Permalink

      Klo boleh tau paling bagus dr segi pelayanannya yg mananya ? Soalnya klo plg bagus layanan csnya line telp malah ditutup. Cs bot, jawaban copas. Msh better biru dan toko merah dr segi pelayananya. Dan itu subyektif..

    • 15 Agustus 2021 - (19:51 WIB)
      Permalink

      Ini menarik, saya dan istri sama sama pengguna tokped dan kami serumah saat ini. Apa ini berarti saya melanggar aturan?

      • 15 Agustus 2021 - (20:44 WIB)
        Permalink

        Iya, asal ga sering2 pakai promo gpp. Dan itu by system deteksinya, jadi walau alamat sama tapi penulisan beda tidak terdeteksi. Misal akun Anda. Jln. Mawar 20 , terus akun istri Jalan Raya Mawar 20. Itu sudah tidak terdeteksi. Saya sudah membuktikannya.. Deteksi lainnya dengan metode pembayaran..

      • 16 Agustus 2021 - (16:23 WIB)
        Permalink

        Sebelumnya, Saya turut prihatin dengan yang dialami pak Adam. Saya pengguna Tokped sejak awal-awal tokped mulai ada, pindahan dari Kaskus FJB. Terkait permasalahan pak Adam, apakah bapak memiliki lebih dari satu akun Tokopedia dimana akun-akun tersebut memiliki nama/alamat atau nomor rekening bank utk pembayaran yang sama?. Kebetulan saya dan istri memiliki akun masing-masing tentu dengan alamat yang sama namun dalam bertransaksi Kami menggunakan rekening yang berbeda. Akun utama (akun 1) saya juga buka sebuah Toko dan karena suatu kebutuhan (menjual barang jenis berbeda) saya membuat satu akun baru (akun 2). Sebagai pengguna, setiap akun ini akan mendapat promo Gratis Ongkir, kalau tidak salah 6 per minggu per akun (kondisi 16/08/2021). Karena Saya memiliki 2 akun, “harusnya” saya memiliki 12 kupon. Namun aturan promo gratis ongkir mensyaratkan bahwa jika terdapat indikasi kecurangan transaksi akan dibatalkan dan akun bisa di suspend, Saya hanya bisa menggunakan 6 kupon di kedua akun Saya, 6 transaksi ini bersifat kumulatif di kedua akun transaksi ke-7 akan otomatis dibatalkan (jika menggunakan gratis ongkir) karena dianggap melanggar ketentuan. Setidaknya hal inilah yang terjadi dengan akun Saya, mungkin rekening pembayaran adalah salah satu kriteria dalam proses Review. Sementara akun utama Saya dan akun utama Istri, tidak pernah masalah dalam klaim ongkir gratis karena Rekening bayar memang beda. Analogi nya mungkin sama dengan buyer yg mengirim barang ke alamat kantor, jika hanya review atas alamat, maka semua user pada kantor tersebut dianggap curang. Tapi ya, hanya pihak Tokopedia yang bisa menanggapi kenapa Bapak Adam tidak bisa memanfaatkan promo tersebut.

  • 15 Agustus 2021 - (17:08 WIB)
    Permalink

    semua ecommerce gk akan ngasih tahu pemyebab dan apa hal yg sudhailanggarsampai pengguna tidak pakai voucher.. itu udah SOP. CS yg kerja di tokopedia juga gk bisa apa apa selain ngasih keterangan kalau memangmelanggar afirna tokopedia..

    aku mungkin ngerti rasa kecewamu sebagai pelanggan lama…

    tp dilikir dr case ini walau udah di blow up tetap gk akanmenyelesaikan karena itu udahSOP mereka.

    coba dipikir lg. mungkin km punya dua akun dengan alamat ygsama? atau alasna lain cobaditelusuri..

    saranku sih coba minta verifikasiterhadoa aktivitas akun mu bang…

    memang kalau udah fianggao melamggar aturan gk bisa diapaa apain.

    cara terbaik minta pengajuan hapus akun tokped saja. nanti bikin lagi biar bisa pake promo

    • 15 Agustus 2021 - (18:56 WIB)
      Permalink

      Setidaknya, kalo pun dengan membagikan pengalaman ini tdk selesai masalahnya. Tidak apa, berbagi sama pengguna lainnya. Yg mengalami kejadian serupa. Dan menambah feedback ke tokped nntinya, kalaupun dibaca.

  • 15 Agustus 2021 - (17:46 WIB)
    Permalink

    Coba diskusikan di group fb “Keluarga Tokopedia”. Banyak member yg sudah lama awam berinteraksi dg Tokopedia. Semoga disana ada masukan yg lebih baik daripada disini.

  • 15 Agustus 2021 - (19:17 WIB)
    Permalink

    Satu hal yang patut diapresiasi kepada penulis surat diatas dengan judul: “Pengalaman 6 Tahun Sebagai Pengguna Tokopedia Berakhir Buruk” adalah tidak munafik dalam hal promo. Setiap orang ingin mendapatkan promo dalam berbelanja, sangat logis!

    Penulis mengaku sudah menggunakan e-commerce Toped selama 6 tahun, tentu sudah banyak mendapatkan promo bukan? Masak hanya karena gak dapat promo sampai mau memutuskan hubungan dengan Toped yang sudah terjalin cukup lama?

    Hanya gegara gak dapat menggunakan kupon promo sampai ultimatum Toped gitu, mau bikin surat pembaca di Jawa Pos segala, sedangkan surat penulis di MK sudah tayang. Luar biasa!

    Sah-saja mengejar promo, setiap orang juga pingin berbelanja efisien dengan menggunakan promo, tapi gak perlu juga terlalu bergantung promo, sehingga jadi gini, ngambek karena gak bisa pakai promo.

    Saya bukan buzzer Toped atau apalah, saya hanya member Toped biasa, member basic atau silver gitu. Jika saya membutuhkan sebuah produk saya beli, jika ada promo saya pakai, kalau gak ada promo tetap beli, namanya juga butuh. Beda dengan Anda, anda sebagai member dan seller tentu butuh promo, mungkin barang bisa dijual lagi dengan harga normal dikemudian hari. Keuntungannya mungkin dari promo.

    Kita tahu, Toped dan e-commerce lain punya sistem anti kecurangan dalam transaksi atau penyalahgunaan promo. Tapi mereka gak penting kasih tahu ke member nya, cukup dengan keterangan Anda melanggar S&K mereka. So, kalau gegara promo Anda akan meninggalkan Toped, menurut saya itu hak Anda, silahkan anda pilih e-commerce yang sesuai dengan keinginan anda.

    10
    1
    • 15 Agustus 2021 - (19:27 WIB)
      Permalink

      Promo adl fitur, yg mmg disediakan. Bukan kita yg meminta fitur. Tp karna kebutuhan perusahaan utk menggaet bnyak konsumen scr instan… trs setelah dpt konsumen loyal. Komplain karena ada sesuatu yg ga pas. Trs gak penting lg jdnya konsumen ga berhak tau untuk knp… nah ini lah knp perlu mediakonsumen seperti ini. Supaya melek konsumen Indonesia terhadap hak2nya, dan tdk diremehkan oleh perusahaan2 besar. Klo influencer aja klo protes cukup dgn bikin story. Klo masyarakat biasa. Ya inilah jlnnya bung.

      5
      2
    • 15 Agustus 2021 - (20:19 WIB)
      Permalink

      [Kita tahu, Toped dan e-commerce lain punya sistem anti kecurangan dalam transaksi atau penyalahgunaan promo. Tapi mereka gak penting kasih tahu ke member nya, ]

      sebenarnya bukan tidak penting atau tidak mau kasih tau, tapi itu adalah rahasia dari parameter apa yang mereka gunakan dari algoritma pendeteksian mereka. jika dibeberkan nanti pada tau dan mencari cara untuk melewati parameter tersebut.

      biasanya setelah diposting di mediakonsumen ini akan dihubungi dan diberikan solusi, jika memang terbukti tidak masalah , pemblokiran akan dicabut,, begitu pun jika sebaliknya.. good luck buat TS

      2
      1
        • 17 Agustus 2021 - (01:45 WIB)
          Permalink

          Anggapan netizen memang gitu gan, setiap ada yg dibatasi promo pasti karna nuyul, order fiktif, dll. Kalo nuyul mah gak perlu ditanya lagi karna diri sendiri dah tau penyebabnya ini toped suka blacklist tanpa alasan yang sering pake promo/even diblacklist mungkin dianggap merugikan, sy sendiri juga jarang belanja cb 5% sampai ratusan ribu paling hanya diskon pulsa, panen telor, kupon wib itu juga cuma CB 10/20k tapi kena blacklist kan aneh.

  • 16 Agustus 2021 - (02:48 WIB)
    Permalink

    Ini sangat menarik, TS member platinum pula, which is banyak sekali bertransaksi menggunakan ecomerce ini, sy pun cukup aktif bertransaksi di toped meskipun masih gold member, terlepas dari bahasa promo atau tidak , lama berlangganan atau tidak , yg menelisik saya itu adalah sorotan jawaban CS, memang benar pelanggan berhak untuk klarifikasi atas sebuah pelanggaran yg dilakukan agar dia tau pelanggaran apa yg menimpa pelanggan, ibarat sebuah sanksi itu mestinya memiliki sebuah alasan, semua jenis sanksi juklaknya spt itu, misal anda dihukum kena tilang krn melanggar lampu merah dan diberi sanksi tilang dgn biaya rp xxxx…, atau ojol yg di banned atas kesalahan prosedur yg dilakukan , hak toped ngebanned atau ngasih sanksi atas sebuah pelanggaran yg diatur berdasarkan ketentuan toped, itu sah mutlak hak toped, tp juga pelanggan harusnya mempunyai hak untuk beladiri juga , sy setuju dengan keluhan TS ini, krn ada frasa kata TS menyoal tidak tahu pelanggaran apa yg TS lakukan, ini jd absurd buat pelanggan krn berkesan sepihak, mudah2an dgn media ini tampil, TS mendapatkan solusi yg komprehensif dgn toped baik secara pribadi atau public ( sy harap malah open public ). Sy harap TS bisa share lg tanggapan disini apabila setelah tayang keluhan ini lalu toped merespon baik itu melalui media ini atau menghubungi TS , dan ada sedikit yg ganjel liat di SS TS diatas , balasan toped ada yg tdk terbaca sepenuhnya, jWaban toped ada kata “demi keamanan….. selengkapnya”, ini sy penasaran kebawahnya apa a???

  • 16 Agustus 2021 - (06:40 WIB)
    Permalink

    Saya adalah pengguna toped dan penjual toped sejak tahun 2013 dan sudah menjadi member platinum sejak lama sebelum ada member diamond. Menurut saya penulis tidak menjelaskan kronologi mengapa bisa dianggap melanggar oleh sistem, dan dari screenshot juga telah dijelaskan kalau pelanggaran penulis telah dilakukan berkali-kali dalam kurun waktu tertentu. Saya pernah tidak mendapatkan cashback dari transaksi yang ternyata disebabkan alamat yang sama dengan akun ibu saya. Namun karena saya bisa membuktikan kalau saya tidak menduplikasi akun dan memang merupakan 2 orang yang berbeda, saya mendapatkan cashback kembali. Mungkin penulis perlu menjelaskan atau menceritakan beberapa transaksi terakhir sebelum dikenakan sanksi sehingga pembaca di sini dapat memahami duduk perkara dan tidak hanya menyudutkan salah satu pihak

  • 16 Agustus 2021 - (09:53 WIB)
    Permalink

    Waah bener sekali… Tokped gk seperti dl sebelum jaya seperti skrg, sejak jadi buyer hingga coba2 jadi seller makin banyak aturan, komplain jg masuknya k Bot.. Lama2 vakum ajaa jualan, banyak beban pengeluaran d seller.. Buyer pun sekali2 aja pas butuh kalo gk cr market place lainnya

  • 16 Agustus 2021 - (14:06 WIB)
    Permalink

    Permasalahannya kenapa pelanggaran yang dilakukan oleh kita sebagai pelanggan tidak diinfokan. Asumsi saya,, 1. Setiap perusahaan memiliki SOP, baik itu yang menyangkut operasional atau pun penggunaan data sampai akses data, bahkan sampai share data pun ada SOP nya. 2. Dengan banyaknya pembobolan ecom, saya rasa ini bentuk preventive dari tokped untuk mengurangi hal-hal yang dapat dibobol kembali. Artinya begini,, klo kita tahu diinfo pelanggarannya, mungkin besok-besok kita tidak akan melakukan hal itu lagi,,atau justru kita mencari akal cara lain supaya hal tsb tidak melanggar namun tetap bisa kita lakukan (mungkin ini yg dihindari sama tokped). 3. Terkadang ada hal yang sifatnya sensitif (bisa berkaitan dengan banyak hal) terhadap kepentingan internal perusahaan, sekalipun hal itu berhubungan dengan konsumen, bukan berarti perusahaan tidak terbuka tetapi hal tersebut sudah lumrah terjadi di setiap perusahaan. Saya bukan karyawan tokped atau ecom sejenis,,saya hanya karyawan di perusahaan swasta yang sama” bekerja berdasar SOP dan pembatasan otoritas.

  • 16 Agustus 2021 - (20:00 WIB)
    Permalink

    Kalau mau pakai promo, atau voucher coba cek dulu syarat dan ketentuannya. Sesuai atau tidak, biasanya gratis ongkir minimal 50 ribu, untuk gojek biasanya min 25 ribu, bisa gratis atau cuma potongan ongkir. Selama saya belanja di Tokopedia fine” aj ngak ada masalah soal voucher, yang masalah cuma terkendala penyelesaian masalahnya agak lama sama pembatalan yang barangnya belum di proses harus menunggu konfirmasi dari penjual…
    Coba di cek lagi pak.

  • 16 Agustus 2021 - (20:51 WIB)
    Permalink

    Coba di ingat2 kak ad pelanggaran apa..
    Karna saya jg pernah memang niat mau pake cash back jd belanja di tmpt teman..
    Tp memang ga bs entah tokped tau dr mana ..
    Saya jg bingung.. tp saya komplain pun Dy ga mau kasi tau Dy tau dr mana .
    Mngkn it LBH ke privasi tokped biar orng2 yg mau mencari keuntungan ga tau..

  • 17 Agustus 2021 - (11:22 WIB)
    Permalink

    saya pake tokopedia baik baik aja tuh , tapi memang ada peraturannya misal saya punya 2akun di akun satu saya sudah pake ongkir gratis (misal total 7x) -1 maka sisa 6 di akun 1 dan akun 2 juga , jadi akun 2 akan ikut berkurang ongkir gratisnya .gitu aja simpel kok , yang say agak suka sama tokopedia soal asuransi ongkirnya cuman maksimal ongkir belanja awal sedangkan barang retur ongkirnya bisa naik 2 x lipat . SAYA COMPLAIN BERMINGGU2 baru bisa balik ongkir eretur saya …
    simple kan tunggu aja minggu depan freeongkirnya keiisi kembali

  • 19 Februari 2024 - (20:13 WIB)
    Permalink

    ini diluar case kak diatas yah,
    saya juga punya problem oleh tokopedia ini, ketika saya membeli suatu barang yang berhubungan dengan kerjaan saya. disni saya ada kesalahan dimana yang saya beli ada perbedaan pada nomor seri, dengan tampilan yang sama. hanya 2 menit berselang saya langsung mengajukan pembatalan agar tidak di proses oleh penjual dan saya langsung menguhubungi si penjual (berharap penjual mau dengan sangat membantu membantalkan pesanan saya dan saya tetap memesan barang dengan type lain, namun tetap mesen di toko ini. berselang 10 menit, si penjual membalas (maaf gak bisa). lalu saya menjelaskan kenapa saya salah pilih dan pastinya saya tetap beli barang yang saya inginkan di toko anda juga.

    namun disni si penjual tetap kekeh berkata,,,Maaf, tidak bisa dibatalkan. yudh mungkin dia ada rule yang membuat barang gak boleh dibatalkan (disni saya tetap mau mengerti dan berusaha nego lagi untuk barang dapat ditukar saya dengan type series yang saya mau.
    dan si penjual dengan berkata dengan arogan nya (maaf, gak bisa yah, dibilang gak bisa ya gak bisa, jgn di ulang lagi kata2nya, atau anda akan saya blok)

    busett baru disni saya paham, ada penjual yang memarahi pembeli yang sedang berjuang memohon bantuan di tukarkan sebelum di proses.

    namun dengan kejam nya si penjual langsung memproses barang tersebut tanpa pikir panjang,

    dan saya pun mengajukan banding via tokopedia. tapi ternyata tokopedia lebih bersedia membela si penjual dari pada si pembeli. jadi saya kalah dan akhirnya perangkat yang saya beli pun menjadi sampah.

    tokopedia memberikan sistem kepada penjual yang tidak masuk akal. jadi banyak akan penjual2 yang nakal berkeliaran pada tokopedia. hati2 ya guys

 Apa Komentar Anda mengenai Tokopedia?

Ada 36 komentar sampai saat ini..

Pengalaman 6 Tahun Sebagai Pengguna Tokopedia Berakhir Buruk

oleh Adam Muhammad dibaca dalam: 1 menit
36