Hati-Hati Headline Keluhan Surat Pembaca PIN Kartu Kredit BCA Berhasil Ditembus Kriminal, Manajemen BCA Kuras Tabungan Nasabah 3 Desember 20243 Desember 2024 Steve Saerang 86 Komentar Auto Debit, Autodebit Rekening, Bank BCA, BCA, charge back kartu kredit, Customer complaint handling, Customer Service, Fitur contactless kartu kredit, Fraud Kartu Kredit, HaloBCA, Investigasi transaksi, Kartu Kredit BCA, Keamanan kartu kredit, kecopetan, Kriminalitas, Laporan Kehilangan, Laporan Kepolisian, Limit transaksi, One Time Password, OTP, Pemblokiran kartu kredit, pembobolan kartu kredit, Pencucian Uang, pencurian, Pencurian barang, Personal Identification Number, PIN Kartu Kredit, Rekening bank, Rekening Tabungan, sanggahan transaksi, Sanggahan Transaksi Kartu Kredit, Sistem keamanan, Transaksi di luar negeri, Transaksi kartu kredit, Transaksi online, Validasi Pembayaran Ikuti kami di Google Berita Tim Media Konsumen dan pembaca serta pengguna kartu kredit se-Indonesia, Dengan ini, saya akhirnya memilih menceritakan pengalaman pahit saya sebagai pelanggan BCA selama bertahun-tahun, dengan kekecewaan yang sangat mendalam. Saya berharap pelanggan kartu kredit BCA tidak tertipu dengan iklan yang indah dan beragam publikasi menarik, soal tingginya fraud detection system di BCA. Kejadian bermula ketika saya mengalami pencurian di Copenhagen, Denmark, pada 14 September 2024. Dompet berisi kartu kredit dan kartu transportasi saya dicuri oleh komplotan kriminal yang beraksi di pusat kota Copenhagen. Dalam kepanikan, saya langsung menelepon card center BCA melalui aplikasi HaloBCA, melaporkan pencurian kartu kredit saya dan meminta agar kartu tersebut segera diblokir. Namun, saya justru diberi kabar bahwa kartu kredit saya telah digunakan di merchant hingga menghabiskan sisa limit yang ada. Informasi awal yang saya terima dari agen CS BCA pada tanggal 14 September 2024, adalah bahwa transaksi dilakukan melalui contactless dengan nilai transaksi Rp7,2 juta, Rp30 juta, dan Rp44 juta, di merchant bernama DALU Commercial dengan mata uang Romania. Saya segera mencari kantor polisi di Denmark dan melaporkan kronologi kejadian. Setelah penyelidikan, diketahui bahwa tidak ada merchant offline atau toko di Copenhagen yang terdaftar dengan nama DALU Commercial. Sebagai informasi, nomor pelanggan kartu kredit saya adalah 19****10. Saya adalah pelanggan kartu kredit BCA yang sering bertransaksi di luar negeri dengan nilai ratusan juta rupiah. Karena itu, saya sangat berpengalaman dalam bertransaksi di merchant luar negeri. Setelah melapor ke kepolisian Denmark, dapat dipastikan bahwa DALU Commercial tidak terdaftar di Copenhagen. Oleh karena itu, informasi dari customer service BCA bahwa transaksi dilakukan melalui contactless tanpa PIN, tidak sesuai fakta. Bahkan jika benar dilakukan melalui contactless, apakah mungkin transaksi senilai Rp7,2 juta, Rp30 juta, dan Rp44 juta dilakukan tanpa PIN? Saya kembali menelepon call center BCA dengan membawa fakta ini. Mereka meminta saya mengisi dokumen sanggahan dan mengirimkannya melalui email. Balasan dari BCA menyatakan bahwa sanggahan saya telah diterima dan akan diproses. Namun, pada tanggal 7 Oktober 2024, saya menerima tagihan penuh sebesar Rp77 juta hasil pembobolan kartu kredit yang dibebankan kepada saya. Saya kembali menghubungi call center, dan mereka menjelaskan bahwa sanggahan saya ditolak karena transaksi dianggap dilakukan oleh pengguna kartu. Saya kemudian menghubungi Mas A***, manajer kartu kredit BCA, melalui corcomm BCA. Beliau menjanjikan akan memproses keluhan saya. Sayangnya, kejadian tak terduga terjadi. BCA melakukan autodebit tabungan saya untuk membayar tagihan kartu kredit yang masih dalam proses sanggahan. Ketika saya menghubungi Mas A***, saya mendapat jawaban bahwa “Transaksi tersebut menggunakan PIN, jadi tetap menjadi tanggung jawab bapak sebagai pemegang kartu kredit”. Saya sangat terkejut dengan kenyataan bahwa BCA ternyata tidak mampu melindungi nasabahnya dari kasus fraud dan masalah keamanan siber. Mereka malah membebankan masalah tersebut kepada pelanggan dengan mendebit tabungan tanpa izin, mengacu pada pasal 2 di formulir pengajuan kartu kredit, yang menyatakan bahwa nasabah sudah memahami bahwa bisa terjadi debit otomatis jika ada tunggakan. Really BCA? Saya pernah melakukan transaksi hingga Rp500 juta dan tidak pernah menunggak sedikit pun. Akhirnya, saya tidak ingin berlama-lama, mau bagaimana lagi, semua tagihan sudah didebit dari tabungan saya sebesar 77 juta rupiah ditambah bunga (ya, hampir 80 juta rupiah!). Pelanggan selalu dianggap salah. Keluarga saya sudah menyarankan untuk menempuh jalur hukum, tetapi saya merasa kasus ini penting untuk membuka mata masyarakat Indonesia tentang perlakuan semena-mena BCA terhadap pelanggan setianya. Sebagai tambahan, alasan saya melihat ketidakadilan dan kurang profesionalnya BCA adalah karena saya juga mengalami kehilangan kartu kredit dari Maybank dan HSBC. Namun, kedua bank tersebut langsung memblokir transaksi secara otomatis saat mendeteksi percobaan transaksi online tanpa OTP. Ini jelas berbeda dengan hasil investigasi dan informasi dari BCA. Oleh karena itu, saya mengajak masyarakat dan auditor OJK untuk menilai dan membandingkan sendiri sistem fraud protection dari Bank BCA, dibandingkan dengan bank lainnya. Terlampir bukti sanggahan, laporan kepolisian, dan hasil investigasi dari kepolisian Denmark. Surat Pernyataan Sanggahan Transaksi Surat Pernyataan Pemegang Kartu Surat Pernyataan Pemegang Kartu Surat Pernyataan Pemegang Kartu Hormat saya, Steve Saerang Jakarta Barat Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Awen4784 Desember 2024 - (06:53 WIB)Permalink Pasti naro pin di dompet ya, kebiasaan 1 Login untuk Membalas
Imam4 Desember 2024 - (07:19 WIB)Permalink Semua bank kayaknya sama aja pak, akan sulit mencari root cause nya. Karena transaksi sudah terjadi. Doktrin BCA lebih aman di dunia sudah melekat oleh rakyat2 Konoha jadi ya. Selalu waspada aja 1 Login untuk Membalas
Sinz4 Desember 2024 - (09:44 WIB)Permalink Makanya perkembangan teknologi yang semakin maju justru disatu sisi membuat keamanan makin riskan.. Beda pada jaman dl dl dimana jrg bgt ada kasus kasus ginian.. Jadi kemajuan iptek itu di dunia perbankan itu kayak pedang mata dua.. Jadi balik lagi dr kewaspadaan pengguna jasa tersebut masing masing.. Kalau mengenai pendebetan langsung dr akun rekening BCA, setahu sy itu kembali lagi ke persetujuan awal.. Karena waktu sy buka CC BCA itu akan ada ditanyakan di form ttg metode pembayaran. Apakah didebet 100% atau 75% atau 50% atau tidak didebet dr rekening Bank. Mgk Penulis centang debet 100% dr rekening Bank untuk tagihan CC itu jd scr sistem lgs melakukan pendebetan terkecuali mungkin jika penulis mengubah metode bayarnya maka mnrt sy pendebetan itu tdk akan mgk terjadi.. Kalau Penulis merasa tdk pernah mencentang metode bayar y bisa dibawa keranah hukum krn ini pelanggaran. Tp jika pernah dan Penulis tdk mengubahnya atau pada saat kehilangan Penulis tdk mengaktifkan blok limit intime lgs dr aplikasi maka setahu sy (CMIIW) itu akan dinyatakan sah.. Sy pribadi centang utk tdk dilakukan pendebetan apapun dr rek sy jd kalau. mau bayar CC sy pake sistem transfer dr Mbank atau ATM.. Semoga terselesaikan dengan baik. Login untuk Membalas
Alan4 Desember 2024 - (14:15 WIB)Permalink Sok tau semua kalian….. BCA itu Bank terbaik sedunia. Ga ada bisa ngalahin Satpam BCA dalam mengamankan. 1 Login untuk Membalas
Brainy4 Desember 2024 - (15:39 WIB)Permalink Wajar kalo itu perusahaan atau bank lokal di negara kita. Orang kita itu kerja ntah terlalu santai atau tidak paham tingkat urgency suatu kejadian, sampai terakhir hanya kasih seribu alasan. Aku pernah me-request sesuatu ke customer service company lokal kita, prosesnya lama sekali sampai sebulan lebih pun belum selesai. Kalo bank atau company luar, mereka lebih bisa proses lebih cepat, apalagi sangat urgent. 1 Login untuk Membalas
Mr4 Desember 2024 - (18:09 WIB)Permalink sebagai orang IT, matikan lah contactless.. google aja bahayanya 🙂 saya kl contactless mending pake livin mandiri, kontak pk hp saat butuh aja.. kl memang hrs contactless pake dompet khusus yaa (berlaku untuk semua kartu/dokumen rfid) Login untuk Membalas
Husny Anthony5 Desember 2024 - (06:47 WIB)Permalink Jadi sebelumnya pernah kehilangan cc Maybank & HSBC juga? Sekarang BCA, waduh Login untuk Membalas
Loli6 Desember 2024 - (08:52 WIB)Permalink Bandit di luar negeri lebih ngeri dari pada di dalam negeri bro Login untuk Membalas
dani6 Desember 2024 - (07:00 WIB)Permalink Di Luar Negeri beberapa negara transaksi CC tanpa memerlukan PIN, apa lagi yang menggunakan fitur tempel, jadi berhati hati hatilah karena dompet kamu disenggol aja dana bisa beroindah tangan…. Login untuk Membalas
Loli6 Desember 2024 - (08:51 WIB)Permalink Kalau anda ngerekam atau ad bukti kalau cs ny bilang transaksi dilakukan tanpa ada pin , terus dikabari lagi utk yg kedua kali oleh cs ny transaksi nya pake pin, enak tempuh jalur hukum aj biar ngebuat efek jera serta meningkatkan keamanan di bank bca agar kejadian serupa tidak terulang mengingat banyak sekali orang orang yang gaptek soal teknologi dan menyimpan uang di bank bca 1 Login untuk Membalas
Dunia Gozali9 Desember 2024 - (13:35 WIB)Permalink semakin canggih gak membuat semakin aman juga trx nya faktor dari nasabah juga berperan sih semoga lekas selesai masalahnya biar ada solusi nya Login untuk Membalas
Sotyasari Dhanisworo10 Desember 2024 - (06:55 WIB)Permalink Saya dulu pernah kena tipu kartu debit saya via phone call yang mengatasnamakan BCA dan salah saya adalah ngasi tau nomor kartu dan OTPnya ke penipu itu. Saya langsung lapor BCA setelah sadar, walaupun uang udah terkuras tapi BCA tetap memblokir kartu saya itu. Login untuk Membalas