Standar Ganda, Ketidakprofesionalan, dan Kecemasan Seller atas Prosedur Pengembalian Barang di Shopee

Terima kasih kepada Media Konsumen yang telah menayangkan surat saya.

Nama toko: Drawacc dan di Shopee sudah berjualan selama lebih dari 7 tahun. Pahit manis sudah dialami. Belakangan ini merasa tingginya pengembalian barang di Shopee yang lebih kepada kesalahan buyer sendiri (buyer salah pesan, salah ukuran) dan sialnya, jika seller tidak memberikan bukti yang kuat, maka banding akan ditolak.

Sialnya lagi, jika tim DRC/Pengembalian ini sedang sensi atau ngantuk, seller juga yang kena potong ongkir yang mana itu adalah kesalahan buyer sendiri. Jika tim DRC/Pengembalian sedang mood, maka seller dikasih uang Rp5.000,- (berasa kaya lagi ngemis), padahal seller sudah benar dan mengirimkan sesuai pesanan.

Saya jamin pasti banyak sekali seller Shopee yang mengalami apa yang saya alami. Sedikit saja saya rangkum pengembalian yang merugikan dan hanya dikasih Rp5.000,- atau hanya sekadar nilai voucher iklan. Mohon maaf, saya sudah ada budget sendiri untuk iklan (minimal Rp200.000-500.000 per hari).

Case 1:
No. Pesanan: 250416ET9HR4V5
No. Pengajuan: 2504180KF0VPGYA

Ini yang paling parah. Saya sudah kirimkan sesuai pesanan (tipe, model, warna). Produk sudah terjual ratusan pcs dan di dalam deskripsi produk sudah dicantumkan tentang permasalahan “kotak” pada kamera. Tetapi hasilnya? KALAH dan harus menanggung ongkir, jadi minus Rp24.000,-.

Tim DRC a.n. Antonius bersikeras bahwa produk itu tidak sesuai dikarenakan lampu flash-nya pada produk itu ada di dalam “kotak” (ini sudah dijelaskan di deskripsi produk sebelum membeli).

Analogi/logika sederhana saja: kita membeli sebuah kemeja, pada gambar produk kancing kemeja berwarna putih, lalu yang datang dengan kancing kemeja warna hitam. Apakah jadi masalah dengan kancing kemejanya? Sedangkan produk yang diterima sudah sesuai ukuran, model, dan warna.

Case 2:
No. Pesanan: 250410V1ADKPF9
No. Pengajuan: 250413072TAPG0F

Ini case adalah sebuah gambaran dari tidak adanya standar yang berlaku di pengembalian barang di Shopee. Pesanan sudah dikirimkan sesuai dengan gambar, sesuai dengan tipe, sesuai dengan model, tetapi dikembalikan dikarenakan tipe yang dimiliki buyer berbeda. Ketika banding pun, seller kalah dengan alasan produk yang dikirimkan tidak sesuai.

Saya sudah menunjukkan ketika banding bahwa judul produk beserta gambar produk dan produknya sendiri sudah sinkron untuk 1 tipe. Sedangkan HP buyer adalah tipe yang lebih besar ukurannya. Hasilnya? Cuma dikasih Rp5.000,-. Mentok setelah komplain lagi ke CS Shopee, dikasih Rp10.000 dalam bentuk voucher iklan. WTF, man!

Seller sudah payah memenuhi pesanan buyer, harus mengemis lagi untuk hasil keputusan banding?

Masih ada beberapa kasus serupa yang sedang masuk dan berjalan. Saya sangat paham bahwa jika saya membuat surat terbuka seperti ini ada risikonya, yaitu kehilangan trafik organik toko. Dan di tanggal 25 ini ketika event payday, efeknya sudah terasa.

Sekian curhatan dari saya dan dari seller lain yang merasakan hal yang sama.

Ferry
Jakarta Barat

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pelaku usaha yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Kirimkan Tanggapan

14 komentar untuk “Standar Ganda, Ketidakprofesionalan, dan Kecemasan Seller atas Prosedur Pengembalian Barang di Shopee

  • 25 April 2025 - (18:15 WIB)
    Permalink

    Pusing juga ya. Kalau banding gitu ditolak juga. Masa mesti bikin surat terus ya jika hal serupa terjadi lagi.

    6
    1
  • 26 April 2025 - (10:19 WIB)
    Permalink

    Shopee masih mending masih menanggung ongkir. Penjual kalau menang banding tidak dikenakan biaya ongkir. Kalau kasus banding di Tik Tok, seperti pepatah sudah jatuh tertimpa tangga. Penjual benar, pembeli salah, penjual tetap bayar ongkir plus biaya lain. Tidak ada keputusan yg adil untuk penjual.

    • 26 April 2025 - (11:31 WIB)
      Permalink

      ini salah 1 alesan, sy tdk mao update barang dagangan di tiktod. parah banget
      shopee setidak nya masih +1 dari tiktod soal ini walau masih kalah dari lazada dan tokopedia
      ———————————————
      Di Indonesia sendiri , tingkat literasi  masyarakat  masih sangat rendah, UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.

      Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Budaya Literasi Rendah, Menjadikan Indonesia Sebagai Peringkat Ke-2 Terbawah Dunia Tentang Literasi”, Klik untuk baca:
      https://www.kompasiana.com/bintangramadhan5/6569c1d8c57afb21aa32dc23/budaya-literasi-rendah-menjadikan-indonesia-sebagai-peringkat-ke-2-terbawah-dunia-tentang-literasi

      Kreator: Bintang Ramadhan
      Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

      Mengutip dari Kompas, semestinya marketplace turut andil dalam membangun literasi bangsa ini, bukan nya memanfaatkan rendah nya literasi lalu bebas pengembalian dikarenakan pembeli yang salah membaca judul / deskripsi produk dan pada akhirnya pedagang yang di rugikan karena kesalahan buyer. mao sampai kapan bangsa ini di b0d0hin di manjain. sudah tau salah, dimanjain pula. belum lagi kl barang di reutr bisa kembali utuh, kadang ada yang dibalikin bukan barang penjual ( paling banyak di tiktok dan di sana seolah2 tak tersentuh oleh hukum )

  • 26 April 2025 - (10:54 WIB)
    Permalink

    Fitur pengembalian produk ini yg membuat banyak seller yg dirugikan. Pdhl para seller sdh mengambil keuntungan yg sngt tipis. Kalo produk yg dibalikin banyak habislah waktu seller urus banding.

  • 26 April 2025 - (11:18 WIB)
    Permalink

    Marketplace itu sekarang hanya mperbudak seller baik dr segi financial , kerja rodi, lama lama seller neg kerja bener jg pasti salah. Kemudian marketplace diindonesia itu menciptakan pembeli pembeli maling dan brengsek yg dilegalkan oleh marketplacenya. Pengembalian barang hanya sekedar lipsing karena apapun hasilnya selalu pembeli yg benar. Bangkitkan offline lg maka online menjadi mati

    • 26 April 2025 - (12:27 WIB)
      Permalink

      Benar sekali, giliran seller salah, ujung2 nya bisa kena penalti atau toko di tutup permanent
      tapi kl pembeli melakukan kecurangan ( barang di tuker ) bukan kah itu termasuk tindakan kriminal ya ? dan itu terjadi pembiaraan aja ( paling mentok akun buyer tidak bisa beli / pakai fitur COD ) lalu buat deh akun baru… ngulang lagi aja seperti itu

  • 26 April 2025 - (12:01 WIB)
    Permalink

    Sebagai sesama seller, bisa saya katakan memang saat ini aplikator lebih membutuhkan buyer ketimbang seller. Jadi keberpihakan aplikator ke buyer berasa hal lumrah. Suatu saat di titik jenuh, menjual melalui MP ini tidak menguntungkan lagi, maka saran saya utk mulai membuka toko online sendiri dan perlahan lahan menjadi besar sblm titik jenuh itu tiba.

    • 26 April 2025 - (13:00 WIB)
      Permalink

      Ya pasti lbh butuh pembeli, tanpa seller kan msh bs menggarap Official Store Shopee Mall yg Dikelola oleh Shopee, malah untung lbh bnyk lagi. Makanya sy jualan di shopee nyantai2 aja gak mau terlalu semangat apalagi sampe ikut program ini itu atau malah pasang iklan.

      • 26 April 2025 - (14:07 WIB)
        Permalink

        Tiap kirim barang kita konfirmasi dulu ke cust bersangkutan, kalau perlu minta video call untuk meminimalisir retur

        1
        1
  • 26 April 2025 - (19:13 WIB)
    Permalink

    Betul sekali, tambah lama tambah banyak buyer begonya atau memanfaat curang. Mirip Pejabat.
    1. Ongkir pulang pergi seller yg tanggung, kecuali ikut program hemat bayar 300 perpaket.
    2. Produk dikirim sesuai pesanan bisa diretur ingin kembalikan seperti kondisi awal.
    3. Paket kelamaan di jalan juga bisa di retur.
    4. Proses banding memihak ke buyer.
    5. Returan diganti sampah tetap menang buyer.
    6. Paket retur dulu baru banding
    7.
    8.
    9. Ada mau nambahain ??

  • 26 April 2025 - (23:02 WIB)
    Permalink

    Sejauh ini saya liat memang shopee itu Buyer friendly nya kebablasan, barang br d jemput kurir aja ud masuk k saldo refundnya.. serem amat. sedangkan tokopedia sebaliknya, balikin barang, nunggu di approve seller 48 jam stlh sampe, itu pun uangnya ga masuk ke kita instan kl dr bank, nunggu lagi (saya udah 20 hari blm masuk).. heleh.. alhasil saya lebih baik cari tokonya di toped (karena algoritma pencarian lebih baik) dan cr tokonya apa ada jualan di shopee. Sebaiknya shopee lebih menjaga sellernya, karena refund ini bs d abuse (beli baju ukuran S,M,L biar tau mana yang paling cocok d badan, sisanya dikembalikan dengan alasan apa lah, defect atau lainnya).. semoga ada wadah perlindungan penjual, ga cmn pembeli

  • 27 April 2025 - (15:10 WIB)
    Permalink

    7. brg sengaja dirusak buyer cuma modal foto2 tanpa unboxing brg jadi hak milik buyer dan dana di refund. shopee jd santaclaus menghadiahkan brg seller ke buyer.

 Apa Komentar Anda?

Ada 14 komentar sampai saat ini..

Standar Ganda, Ketidakprofesionalan, dan Kecemasan Seller atas Prosedu…

oleh Ferry dibaca dalam: 2 menit
14