Masalah Klaim Ongkir di Jakmall.com yang Berbeda dengan Berat Aktual

Saya customer dari Jakmall.com. Saya membeli produk, yang mana berat aktualnya hanya sekitar 200 gram, tapi dinaikkan hingga 1,1 Kg. Sehingga apabila saya membeli barang hingga 50 pcs, maka saya dikenakan ongkir sebesar 55 Kg, atau dengan nominal dalam rupiah sebesar Rp250.000 lebih (estimasi).

Ketika Jakmall.com dikomplain seperti ini, pasti jawabannya mengacu pada volumetrik. Menurut saya ini sangat menipu, karena barang serupa diorder via Tokopedia/Shopee, seller di marketplace tersebut bisa mengemas dengan ongkir hanya 1 Kg, tapi barang yang bahkan  sama persis hingga 3-4 barang dalam 1 paketnya.

Saya cukup yakin pihak Jakmall.com sebagai marketplace (yang mana mereka mengklaim dirinya sebagai marketplace), seharusnya sudah tahu perihal kendala seperti ini. Namun tidak juga ada tindakan dari mereka. Malahan lebih memihak kepada seller (saya cukup skeptis, kalau beberapa seller di sana adalah pihak Jakmall sendiri yang menjual, karena alamat retur jelas sekali di retur ke kantor Jakmall). Nah, dari sini sudah jelas, sudah jelas-jelas paham loh perihal keluhan yang sangat merugikan customer, kok masih aja dilanjutkan.

Saya memiliki 2 order ID berkendala:

1. Kode pesanan: 29496620344.

    • Ada 2 komplain: 1. komplain ongkir, 2 komplain barang. Namun (lagi-lagi ribet ke customer-nya) aplikasi Jakmall.com sangat tidak memadai untuk meng-attach 2 komplain. Komplain barang retur sudah beres, rusak dari mereka, saya yang harus bayar ongkir ke sananya lagi dan tidak bisa di-reimburse. Lain halnya dengan Tokopedia (ada opsi gratis pickup dari Anteraja) dan Shopee (ada opsi gratis drop off dari JNT).
    • Komplain ongkir yang katanya mereka sudah dikembalikan ke saldo saya, tapi sampai saat ini tidak kunjung ada. Cek screenshot di bawah ini, ada tulisannya Jakmall support menengahi dan meneruskan dana sebesar Rp130.000, tapi tidak ada di mutasi saldo saya. Lucu ya, marketplace yang harusnya menengahi kok malah nguntungin customer dari ongkir?

2. Kode pesanan: 23165672147

  • Order sudah cukup lama, tapi saat datang paket agak rusak (mungkin kena air/kena baret) sehingga resi yang ditempel tidak ada.
  • Saya di-charge ongkir Rp325.000 padahal kemungkinan hanya sekitar di bawah Rp200.000.
  • Lagi-lagi kalau  saya  komplain ke Jakmall pasti diminta resi, yang mana resi saja tidak dikasih oleh pihak Jakmall. Luar biasa cara monetisasinya hebat! Belum terpikirkan oleh marketplace luar negeri seperti Amazon dan Alibaba, mengambil keuntungan dari ongkir yang berat barangnya dinaikkan.

Sistem Jakmall yang cukup banyak intrik-intrik yang berpotensi merugikan customer. Contohnya:

  • Buyer komplain soal ongkir yang dilebihkan.
  • Buyer tidak diberikan nomor resi (dengan alasan kalau pengiriman mau dikirim dengan nomor resi, harus bayar sebagai dropship sebesar 5 ribu rupiah).  Logika yang sangat lawak, karena nomor resi adalah hak customer (customer bayar dan di-charge ongkir).
  • Saat buyer mau klaim kelebihan ongkir, buyer akan dipersulit oleh Jakmall dengan cara buyer wajib attach nomor resi dengan bukti, yang mana ada tertera kalau kilogram/tarifnya memang lebih rendah.
  • Coba dipikir, mau komplain klaim resi, tapi nomor resi saja tidak dikasi kalau tidak bayar extra 5 ribu rupiah? Logika ini menurut saya sangat bodoh  dan memang  disengaja untuk meraup keuntungan lebih.

Saya attach sebagian screenshot komplain customer melalui review, di mana customer juga ngomel seperti saya. Namun lagi-lagi tidak ada tanggapan dari Jakmall. Saya tidak sendiri, karena banyak orang yang berpendapat hal yang sama.

Mengerikannya, berapa banyak yang diraup dari keuntungan ongkir (terutama kalau customer tidak tahu cara untuk komplain ongkir), di luar komisi kerja sama dengan ekspedisi yang tersedia hanya di Jakmall saja.

Semoga dengan seperti ini Jakmall bisa mempunyai rasa malu kalau strategi bisnis monetisasinya adalah mempersulit klaim ongkir, beda dengan marketplace lain yang memang beneran marketplace,  yang mana role-nya adalah menengahi seller dan buyer.

Johan
Surabaya, Jawa Timur

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Tanggapan Jakmall.com atas Surat Bapak Johan Widjaja

Dengan Hormat, Sehubungan dengan dimuatnya Surat Pembaca di MediaKonsumen.com yang ditulis oleh Bapak Johan Widjaja pada tanggal 31 Desember 2022...
Baca Selengkapnya

7 komentar untuk “Masalah Klaim Ongkir di Jakmall.com yang Berbeda dengan Berat Aktual

  • 31 Desember 2022 - (12:19 WIB)
    Permalink

    Jakmall itu dropship, kebijakan tdk diberi resi agar tdk disalah gunakan yg beli utk dropship, yg mana kalo mau jd member dropship itu harus bayar

    • 2 Januari 2023 - (11:06 WIB)
      Permalink

      saya paham monetisasi mereka seperti itu. perlu di note saya GAK BAKAL minta resi KALAU tidak ada scam ongkir.

      lah gimana coba mau komplain disuruh tunjukkin bukti resi tapi resi gak dikasi? halu kan? sama aja boong mereka mau nilep duit ongkir kan.

    • 2 Januari 2023 - (11:07 WIB)
      Permalink

      halah giliran masuk media aja baru tanggap, kalo di komplain alot banget kayak batu

  • 1 Januari 2023 - (11:47 WIB)
    Permalink

    Jakmall memang parah tuh sellernya. Jelas2 berat real beda dengan berat asli, dimana berat real/asli lebih ringan dari berat ditulis di iklannya. Pengalaman Selisih berat beda jauh. Setiap saya minta diedit beratnya oleh seller sebelum saya order selalu nggak mau. Disini saya mau beli dalam kuantiti banyak (barang kecil, 20 pcs total berat gak sampe 1 kilo ketika ditimbang di pihak kurir dan volume juga hanya 20x18x18 cm. Tapi saya harus bayar seberat 3 kg lebih oleh Jakmall. Saya minta seller utk edit berat agar sesuai berat real/asli gak mau Katanya seller udah sesuai aturan (aturan apa?). Dari dulu itu seperti itu kalo urusan berat barang di jakmall. Apa mereka ambil keuntungan dari selisih berat barang? Kalo tdk, kemana uang kelebihan ongkir pembeli?

 Apa Komentar Anda mengenai Jakmall.com?

Ada 7 komentar sampai saat ini..

Masalah Klaim Ongkir di Jakmall.com yang Berbeda dengan Berat Aktual

oleh Johan dibaca dalam: 2 menit
7