Ilustrasi router Headline Keluhan Surat Pembaca Pelayanan Telkom WMS Makin Parah, Pelanggan Baru Diberi Router Bekas yang Tidak Stabil 3 Agustus 202016 Desember 2020 Nurul 1 Komentar Call Center, Customer complaint handling, Customer Service, Gangguan internet, Gangguan layanan, IndiHome, Internet Service Provider, Koneksi internet, Telkom 147, Telkom IndiHome, Telkom Indonesia Ikuti kami di Google Berita Baru 2 bulan saya berlangganan Telkom WMS, karena keadaan pandemi yang mengharuskan WFH. Dari pemasangan hingga pemakaian selama 2 bulan ini selalu terkendala. Tulisan ini mewakili gangguan yang ke-5 yang tidak kunjung mendapat kejelasan penanganan dari Telkom. Dapat dilihat pada tulisan saya sebelumnya terkait pemasangan dan salah satu gangguan yang pernah saya alami. Semakin hari kualitas jaringan internet Telkom semakin buruk. Koneksi putus-putus. Awalnya saya masih bisa toleran terhadap gangguan tersebut. Lama-lama semakin parah. Dalam beberapa detik, selalu putus koneksinya. Setelah dicek ping ternyata sering RTO. Jaringan tidak stabil. RTO beberapa kali dalam tiap menitnya sangatlah mengganggu pekerjaan. Saya baru sadar bahwa ROUTER WMS yang dipasang oleh oleh Telkom adalah router bekas setelah saya amati baik-baik. Dapat diperhatikan dari warna yang kusam dan antena tidak lengkap. Mungkin representatif Telkom akan beralasan bahwa router bekas tidak akan mengurangi value atau kualitas layanan Telkom, juga terkait ketersediaan, dll. Bukankah lucu sekali, pelanggan baru diberi router bekas dengan alasan tidak mengurangi kualitas layanan. Buktinya, saya mengalami kualitas jaringan yang semakin memburuk. Alasan-alasan klise yang sama sekali tidak menunjukkan profesionalitas sebagai BUMN, apalagi dengan LOGO BARU dan SEMANGAT BARU. Router bekas yang tidak stabil. Saya mengajukan komplain melalui CS Telkom di media sosial. Nomor Laporan: IN72384131 IN72412817 Saya meminta hak saya sebagai pelanggan baru untuk diberi ROUTER baru. Bukan router bekas yang tidak stabil ini. CS selalu berbelit-belit dan tidak nyambung dalam merespon keluhan. Saya hanya bertanya kapan jadwal penggantian router di tempat saya. Jawaban CS selalu semacam template: menggunakan istilah progress, follow up, dan istilah-istilah sok intelek lainnya yang tidak ada bukti tindakan nyata. Bahkan ada CS yang berbohong, mengatakan estimasi penanganan penggantian router pada pukul 17.00 WIB, yang nyatanya tidak ada tindakan nyata sampai surat ini ditulis. Setiap saya tanya, CS selalu berganti nickname dan saya harus mengulang informasi yang sama. CS berbohong perihal jadwal penggantian router. CS yang seperti itu responnya (atau mungkin memang dilatih untuk begitu), selain tidak etis, sudah merupakan pelanggaran Pasal 7c UU No. 8 Tahun 1999 bahwa perusahaan sekelas Telkom, melalui CS-nya, tidak memberikan informasi yang jelas, benar, dan jujur terkait perbaikan dan pemeliharaan layanan. Melalui surat ini, saya hanya bertanya, kapan router saya diganti dengan yang baru sehingga koneksi stabil? Apakah pelanggan tertentu saja yang diberi router baru ketika pasang baru? Saya bisa tunjukkan beberapa bukti pelanggan lain yang mendapat perlakuan khusus, seperti mendapat router baru dengan jaringan yang stabil dibandingkan dengan layanan yang saya terima. Secara fisik terdapat perbedaan (warna dan bentuk masih mulus bukan bekas pemakaian sebelumnya, bentuk kotak tidak pakai antenna seperti yang bekas), yang secara kualitas signal lebih stabil dan tidak putus-putus. Perbedaan layanan kepada pelanggan seperti yang dilakukan Telkom tersebut sudah termasuk sikap diskriminatif, semestinya merupakan pelanggaran terhadap Pasal 7c UU No. 8 Tahun 1999. Pelanggan membayar tagihan yang sama, namun sebagian mendapat kualitas bagus, sebagian mendapat alat bekas dengan kualitas buruk. Saya sangat berharap, bahwa Telkom sebagai BUMN benar-benar memiliki semangat baru dalam kualitas dan etika pelayanan. Bukan hanya logo BUMN saja yang baru. Terima Kasih atas layanan Telkom yang sejauh ini semakin sering bermasalah sekalipun saya selalu membayar tagihan di awal bulan. Nurul Ilmiati Sleman, Yogyakarta Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Kang12 Agustus 2020 - (18:55 WIB)Permalink Waah jadi ragu pasang WMS kalau begini caranya.. ribet juga ternyata komplen aja susah Login untuk Membalas