Korban Pembobolan Akun Akulaku Terus Bertambah, 10 Juta Lebih Dibobol

Korban Pembobolan Akun Akulaku Terus Bertambah dengan Penggantian Nomor HP Tanpa Notifikasi

Selamat Malam Media Konsumen, mohon diteruskan kepada pihak terkait, yaitu Akulaku.

Berikut Kronologi yang saya alami:

Tanggal, 11 November 2020

Pada pagi hari sekitar jam 8an, ketika saya akan login akun Akulaku, ternyata nomor saya tidak terdaftar dengan keterangan ‘’akun tidak terdaftar atau kata sandi salah’’.

Sebelumnya saya terakhir login, pada tanggal 26 Oktober 2020, saat itu saya melakukan pembayaran tagihan dan saya lunasi hingga tagihan saya Rp 0. Setelah itu saya berniat untuk tidak memakai aplikasi Akulaku itu dan kemudian saya uninstall.

Kemudian saat itu, karena banyaknya promo 11.11, di pagi hari jam 8an saya install kembali aplikasi Akulaku, saya login dengan nomor hp saya dan ternyata tidak bisa login-login sampai saya coba terus-menerus. Pada akhirnya pukul 11an saya telpon CS Akulaku di 1500920 sampai 4 kali.

Percakapan telepon ke-1 saya dengan cewek (lupa siapa namanya) di jam 11.44 durasi 7 menit 44 detik seperti ini, CS meminta nomor hp yang terdaftar di Akulaku. Saya sebutkan nomor hp saya yang terdaftar kemudian dicek oleh CS , lalu diinfokan bahwa nomor hp saya tidak terdaftar. Kemudian CS bertanya, boleh sebutkan nomor NIK KTP, kemudian nama lengkap sesuai KTP, kemudian nama kontak darurat, hubungan dengan kontak darurat apa? Saya menjawab semua dan sesuai dengan data saya.

Setelah itu CS menginformasikan bahwa pada tanggal 27 Oktober 2020 akun saya telah berubah nomor menjadi 083800143893. Dan saya ditanya apakah mengenali nomor tsb, saya jawab tidak kenal dengan nomor tsb. Dari sini saya mulai curiga bahwa akun saya ada yang bobol atau disalahgunakan.

Kemudian saya ditanya kembali apakah ada kode OTP/ verifikasi dari sms atau email yang masuk, saya jawab tidak pernah ada kode OTP/ verifikasi dari sms ataupun email yang masuk ke nomor hp saya dan email saya. Saya makin curiga lagi apakah ada transaksi di akun saya.

Kemudian saya menanyakan apakah ada tagihan saya, kemudian CS menjawab ada transaksi di Bukalapak dengan pembelian pulsa sebanyak 8 jutaan, saat itu CS tidak menginformasikan secara detail transaksi apa saja yang pelaku gunakan. Saat saya minta rincian tagihan tsb kirim via email, CS menyuruh saya untuk login kembali dengan merubah nomor hp saya kembali dengan cara memasukkan nama dan nomor KTP kemudian verifikasi muka.

Nah, saya kemudian menanyakan kembali kenapa bisa si pelaku mengganti nomor hp tanpa verifikasi muka, dan kalau saya merubah kembali nomor hp saya itu sama aja saya mengiyakan bahwa saya telah merubah sendiri nomor hp pada saat itu ,dan jawaban CS kurang jelas dan tiba-tiba telpon terputus. Saat itu juga saya shock mendengar tagihan tersebut.

Kemudian saya telpon kembali CS Akulaku, percakapan telepon ke-2 saya dengan laki-laki (lupa juga namanya) pada pukul 11.56 durasi 6 menit 1 detik seperti ini. Sama seperti percakapan pertama, diminta sebutkan nomor hp yang terdaftar, kemudian disebutkan nomor hp saya tidak terdaftar kemudian suruh sebutkan NIK KTP, nama lengkap sesuai KTP, nama kontak darurat, hubungan nya apa. Kemudian lanjut ke pembicaraan kasus pembobolan akun. Bahwa CS menanyakan kembali apakah ada kode OTP/verifikasi via sms atau email ?, Saya jawab dengan tegas tidak ada kode OTP/verifikasi via sms atau email.

Kemudian CS tsb membantu untuk pemblokiran akun saya sementara. Untuk diproses lebih lanjut. Lalu saya tanyakan tagihan ini menjadi tanggungan siapa, CS menjawab nanti akan ditelusuri oleh tim terkait. Kemudian telepon kembali terputus.

Saya telepon kembali, tentang tagihan saya itu rinciannya ap saja, mekanisme penulusuran tim akulaku nya seperti apa.

Percakapan ke3 – dengan Intan pukul 12.21 durasi 6 menit 24 detik, percakapan ke-4 dengan Yuli durasi 6 menit 6 detik seperti ini, percakapan ini lagi-lagi saya tidak bisa mengetahui rincian tagihan saya dengan alasan akan ditelusuri oleh tim terkait 3-5hari kerja. Dan disuruh menunggu kabar dari tim terkait AKULAKU baik dari telepon ataupun email.

Saya menunggu email sampai pada tanggal 18 November 2020, dan isinya ada beberapa point keterangannya seperti ini,

CS Akulaku (akulaku)

18 Nov 2020 11.15.43 WIB

Dear Bapak Asep Misbah Farid,
Selamat Siang.

Sehubungan dengan laporan Bapak Asep Misbah Farid pada tanggal 11/11/2020 mengenai Konfirmasi Indikasi Penyalahgunaan Akun, kami informasikan bahwa permasalahan tersebut telah kami bantu selesaikan dengan rincian keterangan sebagai berikut:

1. Kami informasikan akun Bapak Asep Misbah Farid sudah kami bantu blok limit sementara per tanggal 2020-11-11 12:02:55 dan setelah dilakukan investigasi telah terjadi perubahan nomor telpon dan tagihan tetap menjadi tanggung jawab customer karena pada proses perubahan nomor telpon ini melewati beberapa pertanyaan security yang hanya customer sendiri ketahui.

2. Mohon konfirmasi apabila terdapat hal lain yang dapat kami bantu lebih lanjut untuk membantu laporan ini. Apabila tidak terdapat laporan lebih lanjut dalam waktu lebih dari 3×24 jam, maka sistem kami akan mencatat laporan ini sebagai laporan yang telah diselesaikan.

Kemudian saya telepon kembali CS AKULAKU dengan menanyakan maksud dari email tsb. Jawaban CS bahwa tagihan menjadi tanggung jawab Customer karena proses perubahan nomor melewati pertanyaan security, saya tanya pertanyaan seperti apa, CS menjawab kode OTP , saya lagi-lagi jawab dengan tegas TIDAK PERNAH DAPAT SMS MAUPUN EMAIL YANG BERISI KODE OTP DI TANGGAL 27 OKTOBER 2020, CS pun bingung dengan jawaban saya, dan tidak ada solusi untuk penyelesaian kasus ini. Kemudian saya minta rincian tagihan ke email saya, CS bilang bahwa CS tidak bisa mengirim tagihan ke email saya. Kemudian saya bilang ke CS saya akan datang ke kantor pusat akulaku yang berada di Jakarta pusat. Dan CS mempersilahkannya.

Tanggal, 20 November 2020

Saya datang ke kantor Akulaku, di sana ternyata banyak customer pengaduan dengan bermacam kasus. Tata cara pengaduan customer saat itu, pertama mengisi data diri di lembar kertas kecil yang dipotong, isinya nama, NIK, email, no hp terdaftar, keluhan. Kemudian setelah diisi kasih lembar tsb ke CS untuk antriannya dan akan dipanggil nantinya.

Kemudian Saya bertemu dengan CS bernama Andi, Saya ceritakan kronologis dari awal saya mengetahui akun saya dibobol, seperti di atas dan kemudian saya menanyakan email yang saya terima maksudnya apa karena penjelasan dari CS call center 1500920 tidak memuaskan dan hanya menghabiskan pulsa terus-menerus.

Disini CS menjelaskan bahwa pergantian ubah nomor hp , dapat dilakukan beberapa cara yaitu dengan kode OTP, link, media sosial facebook, kemudian verifikasi wajah.

Saya menanyakan lagi kenapa bisa pelaku lolos dengan semua persyaratan itu, CS kembali pertanyakan saya, apakah ada kode OTP yang bapak share dan link yang pernah bapak klik ?, SEKALI LAGI SAYA TEGASKAN SAYA TIDAK PERNAH TERIMA KODE OTP DAN TIDAK PERNAH KLIK LINK YANG SMS PERNAH MASUK. saya pun kasih liat history SMS dan Email saya ke CS tsb, dan bahkan di cek juga facebook saya ,dy liat history login facebook saya, dan tidak ada yang mencurigakan di history login facebook saya. Kemudian saya meminta rincian tagihannya, saat itu tidak bisa di print disana dan nanti akan dikirim email.

Dapat saya informasikan bahwa saya punya limit di Akulaku kurang lebih 8juta an.

Kemudian saya meminta sebutkan rincian tagihan agar saya tahu dulu, dan ternyata sungguh keterlaluan dan diluar dugaan saya. Ada pembelian seperti pulsa via Bukalapak dan KTA ke rekening Bank Sinarmas dengan transaksi sebagai berikut ;

  1. 27/10, Rp 2.000.000 sebanyak 1x Via Rekening Bank Sinarmas ke Nomor Rek 38083800143893, pada pukul 16:28
  2. 27/10, Rp. 574.740 sebanyak 14x Via Bukalapak ke nomor 087796436882 , pada pukul 16:45 s/d 17:06
  3. 27/10, Rp. 235.355 sebanyak 1x Via Bukalapak ke nomor 087796436882, pada pukul 17:08

Jadi total yang dibobol Rp. 10.281.715

Saya langsung shock mendengarnya. Apalagi ada rekening Bank Sinarmas mengatasnamakan saya, dan saya tanya perihal rekening tsb, info CS itu semacam rekening ponsel yang dengan mudah dibuatnya. Akhirnya CS menginformasikan bahwa banyak customer dengan kasus pembukaan rekening ponsel via Bank Sinarmas. Saya kembali pertanyakan kenapa bisa berlarut-larut kasus ini sehingga banyak customer yang dirugikan akunnya disalahgunakan/bobol. CS tidak bisa menjelaskan lebih detail kasus masing-masing customer.

Kemudian saya kembali pertanyakan kelanjutan kasus saya seperti apa, dan CS kembali mengatakan tagihan menjadi tanggungan bapak karena informasi dari tim analis Akulaku itu menjadi tanggungan bapak, karena mengubah nomor melewati pertanyaan security yang hanya customer yang tahu (dan lagi-lagi jawabannya tidak ada solusi).

Kemudian saya ingin dipertemukan dengan tim analis Akulaku atau pejabat Akulaku untuk dapat dikasih solusi atas penyalahgunaan/ pembobolan data. Dan jawaban CS tidak bisa, customer hanya sampai ke CS saja. Ini sungguh tidak nyaman, kita sebagai customer punya pengaduan seperti ini tidak bisa dikasih solusi.

Lalu kemudian saya pertanyakan apa harus saya bawa ke Kepolisian, OJK, YLKI atau lain-lain ? Dan Jawaban CS, itu hak bapak silahkan. Kemudian saya sangat kecewa dengan pihak CS Akulaku yang tidak memberikan solusi dan saya tegaskan bahwa SAYA TIDAK AKAN BAYAR TAGIHAN TSB KARENA TRANSAKSI TSB BUKAN MILIK SAYA.

Saya berharap melalui surat pembaca ini Akulaku bisa lebih serius lagi menangani kasus saya agar tidak banyak lagi memakan korban-korban seperti saya.

Mohon tanggapannya segera. Terima kasih

Asep Misbah Farid
Bekasi

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Tanggapan Akulaku atas Surat Pembaca Bapak Asep

Kepada Yth Redaksi Mediakonsumen.com di Tempat Dengan hormat, Terkait dengan surat pembaca konsumen dari Bapak Asep pada tanggal 27 November...
Baca Selengkapnya

14 komentar untuk “Korban Pembobolan Akun Akulaku Terus Bertambah, 10 Juta Lebih Dibobol

  • 27 November 2020 - (16:11 WIB)
    Permalink

    Itu mah namanya resiko… sudah lama berita di MK ini soal pembobolan akun aku lalu kok masih santai…mbok ya segera tutup dg cepat

    1
    4
    • 27 November 2020 - (16:26 WIB)
      Permalink

      Iya saya baru tau klo ada media konsumen yang mudah2an bisa menjembatani kasus saya dan para korban lain,,

      Sebelumnya saya tidak tau klo banyak korban2 pembobolan akun akulaku, yg sharing di media konsumen,,

      Kedepannya saya akan share informasi pengalaman saya ini ke saudara,teman , dan publik agar segera menyelesaikan utangnya di Akulaku dan segera blokir secepatnya agar tidak muncul lagi korban2 baru.

      • 28 November 2020 - (00:44 WIB)
        Permalink

        @Asep Farid

        Anda sudah tahu belum kalau semua Fintech tuh Riba’. Riba’ Haram. Sudah tahu belum.?

        Jangan jangan anda juga baru tahu. Ini kalau memang belum tahu, ku cerita lebih lanjut.

        Semua orang muslim sudah tahu bahwa Fintech tuh Haram. Tapi mereka terpaksa minjam di Fintech. Ingat.! Mereka saat itu Terpaksa. Lagi butuh banget dana mendesak.

        Ketika pertama kali pinjam di Fintech. Install aplikasi Fintech. Daftar buat akun dan ajuin pinjaman. Awalnya ragu ragu apakah di aprove atau gak, iseng iseng di ajuin sambil ongkang ongkang kaki di Wc. Eh taunya Langsung Jos. Nikmatnya Fintech. Dan mereka pun berucap “ALhamdulillah Cair”.

        Ketika pinjaman itu sudah Lunas dibayar. Apa yang terjadi.? Kalian tetap menyimpan akun Fintech itu. Kalian dengan sengaja memelihara hubungan baik dengan Fintech. Pinjam lagi untuk yang kedua kali, pinjam lagi ketiga kali, lagi lagi dan lagi. Bahkan ada yang berambisi naik limit. Kalian mencari kemudahan pada sesuatu yang Haram.

        Sekali ngeFintech dimaklumi, dua kali mungkin masih bisa di maklumi, namun ketika Fintech sudah menjadi gaya hidup. Tuhan memberikan Azab. Akun Fintech anda diretas, dibobol. Kalian merasa terzalimi. Kemudian berucap. Ya Tuhan kenapa ada yang Jahat padaku.? Ya Tuhan kok ada manusia yang tega berbuat itu kepadaku. Pantaskah kalian berucap seperti itu.?

        Ingat.! Anda selama ini merasa aman aman saja memakai Fintech. Baru sadar ketika sudah mengalami sendiri, akun dibobol, dan yakin aplikasi itu tidak aman ketika membaca di Media Konsumen. Itu menggambarkan bahwa anda termasuk orang yang Merugi.

        Selama ini, agama anda dimana.? Cuma di KTP.? Sayang sekali, seharusnya anda bisa lebih cerdas dari itu. Sesungguhnya ajaran Agama tentang haramnya Riba’ bisa menyelamatkanmu dari berbagai hal.

        Hutang Fintech karena terpaksa kini menjadi gaya hidup.

        Hutang Fintech pertama pinjam karena terpaksa. Karena ada kebutuhan mendesak. Ketika sudah Lunas. Hidup kembali normal. Bukannya buru buru meng-Unreg akun Fintech itu, eh malah masih terbayang bayang Nikmatnya Fintech. Eh malah Akun Fintech tetap di simpan, malah rutin digunakan. Sampai naik Limit.

        Makan dagingbabi karena terpaksa, eh malah sengaja dipelihara dirumah.

        Pertama makan dagingbabi pas tersesat ditengah hutan tak ada makanan. Terpaksa makan dagingbabi. Eh ketika dagingbabi terasa nikmat. Sudah keluar dari hutan, kembali kerumah, malah terbayang lagi enaknya dagingbabi. Eh malah membeli anakanbabi, dipelihara dirumah, anakanbabi dipelihara sampai gemuk, disiapkan bila sewaktu waktu terpaksa, sudah ada dagingbabi yang siap untuk disantap.

        Semoga anda memahami tulisan saya itu.

        Dan untuk anda yang baru pertama membaca Media Konsumen. Hampir 100% yang berlari membaca media konsumen adalah orang orang Merugi seperti anda. Sudah kejadian baru kemudian mencari tahu. Ketika kasus mereka di hubung hubungkan dengan ajaran Agama. Mereka langsung kebakaran jenggot. Bahkan ada yang cengar cengir sama sekali tak percaya bahwa mereka telah dikelilingi sesuatu yang Haram. Mereka sudah terbiasa dengan yang Haram, maka mereka tak bisa hidup tanpa yang Haram.

        Bahkan ada kaum yang sudah terbiasa dengan prilaku Haram. Yang Haram sudah mendarah daging bahkan ke anak anak mereka. Sudah menjadi priuk mereka. Sulit bagi mereka untuk memahami agama.

        Bersyukurlah bagi orang orang yang tidak termasuk bagian dari yang hampir 100% itu.

        Berbagai kasus di MK ini tidak jauh jauh dari :

        1. Sesuatu yang memang sifatnya sudah HARAM (Fintech, Paylater, Kartu Kredit, dan Cashback).

        2. Sifat SERAKAH

        Mengakibatkan pikiran BLANK menuruti perkataan penipu.

        Orang Serakah Menyalahi diri sendiri. Menjudge diri sendiri bahwa dirinya sendiri Bodoh. Padahal jelas mereka tidak Bodoh tapi mereka Serakah. Namun mereka tidak pernah mau mengakui tentang Keserakahannya.

        Cepat atau lambat yang Haram akan ketahuan Haramnya, ketahuan Kejinya, ketahuan menyakitkannya.

        Setan semakin cerdas membalut yang Haram terkesan Halal. Jangan mudah tertipu daya, jadilah Manusia yang lebih tangguh darinya.

        7
        2
        • 28 November 2020 - (06:07 WIB)
          Permalink

          @muhammad

          Alhamdulillah terima kasih atas saran nya,,

          Semoga tulisan pak muhammad, dapat bermanfaat untuk saya dan semua para pembaca MK,

    • 27 November 2020 - (17:19 WIB)
      Permalink

      Sama persis kejadiannya ini sama saya, saya baru tadi siang cek akun akulaku saya mau bayar tagihan ternyata tidak bisa, dan akun sdh di bobol. Pas telpon cs bagian penagihan saya di suruh bayar padahal kita tidak transaksi, kenapa rentan banget ke amanan akulaku

  • 27 November 2020 - (19:39 WIB)
    Permalink

    kemarin saya juga ditipu pak ceritanya sya jual hp di oLx , dan ada yg minat ceritanya nanya2 saya follow up deh tuh ke wa , engga lama kemudian dia langsung deal tau2 kirim alamat penipu itu dan minta ktp , no kartu atm , dan kode otp . tiba2 oneklik bca sya otomatis konek ke penipu itu . uang saya raib seperti bapak

  • 27 November 2020 - (20:02 WIB)
    Permalink

    Berita berita kayak gini mulai banyak,aku sudah mau tutup akun akulaku permanen semoga ke acc…

  • 28 November 2020 - (01:58 WIB)
    Permalink

    Hal ini terjadi juga dengan saya. Dan baru saja saya alami. Setelah saya lihat dan bca dari berbagai sumber pelaku menggunakan aplikasi pengganda akun pemilik asli. Atau aplikasi yang mengkloning akun pemilik asli. Sehingga sipelaku akan tau semua apa data data kita. Demikian yang saya pelajari kurang lebih seperti itu

  • 28 November 2020 - (02:24 WIB)
    Permalink

    Saya harap pihak Akulaku dapat menangani permasalahan seperti ini dengan lebih baik lagi. Dengan mengutamakan konsumen.

    1
    2
  • 28 November 2020 - (20:18 WIB)
    Permalink

    Ia kalo begini kita sebagai konsumen di rugikan, kenapa ke amanan akulaku begitu mudah di bobol, saran buat kalian agar segera tutup akun akulakunya agar tidak seperti saya yg akunnya di bobol, mohon perhatian buat @akulaku #akulaku #ojk @ojk

  • 6 Januari 2022 - (19:20 WIB)
    Permalink

    Pengalaman saya saat menggunakan akulaku, selalu harus ada kode otp ke nomor hp lama dulu saat mau ganti nomor hp baru, sungguh janggal kalau tidak ada otp dulu ke nomor lama…

  • 9 Agustus 2023 - (18:49 WIB)
    Permalink

    Kalo kasus saya berbeda namun membuktikan LEMAHNYA SISTEM AKULAKU karena bisa dikerjain sama orang awam dan gak perlu jd hacker utk bobol akulaku. Kronologisnya sbb :

    1. Saya beli gadget di Bukalapak dan beli di sebuah toko dimana pemilik toko (seller) bukalapak ini inisialnya (RRE). Toko ini sekarang sudah dibanned oleh bukalapak karena sepertinya korbannya bukan hanya saya tapi banyak juga.

    2. Jadi saya beli gadget ke toko RRE ini dengan transaksi langsung di bukalapak dan bayar lunas dengan kartu kredit saya. Nah RRE ternyata ini ambil barang dulu di akulaku secara KREDIT lalu barangnya dikirim ke saya dgn mencantumkan alamat dan nomor HP saya sbg penerima barang. Saya tentu tidak tahu sama sekali hubungan toko RRE dgn akulaku karena saya belinya LUNAS di bukalapak dengan kartu kredit pribadi.

    3. Pintarnya RRE adalah dia beli secara kredit ke akulaku dan setelah itu kabur gak lunasi cicilan ke akulaku. Disinilah akulaku kebobolan oleh toko RRE. Sy menduga RRE melakukan hal ini berulang kali dan mungkin pake akun lainnya. Jadi tanpa perlu jadi hacker pun akulaku bisa kebobolan.

    4. Karena RRE ini kabur gak lunasi cicilannya, maka yang dikejar adalah si PENERIMA BARANG yang dalam hal ini adalah saya yang tidak tahu apa-apa karena saya belinya lunas di bukalapak dan bukan beli di akulaku dan tidak pernah transaksi dgn pembayaran akulaku krn sy tidak punya akun di akulaku. Jadi Yg beli di akulaku adalah toko RRE ini dan saya gak tahu menau soal ini.

    Jujur saya sendiri sebagai orang IT gak menyangka sehebat akulaku bisa dibobol dengan cara mudah seperti ini. Saya tidak tahu apakah akulaku sudah merubah sistemnya atau belum. Jadi setelah kejadian ini sudah bertahun-tahun masih ada saja 1-2 debt collector yang nagih ke saya. Dugaan saya kasus-kasus seperti ini dilempar oleh akulaku kepada debt collector. Hal ini tentu MERUGIKAN SAYA karena saya terganggu oleh ulah para debt collector ini. Jadi tolong Petinggi akulaku anda jangan diam saja, persoalan seperti ini harusnya di close karena bukan kesalahan saya. Kesalahan dipihak akulaku yang lemah sistemnya dan tidak memverivikasi ke saya sebagai penerima barang. Jika data saya dimasukan oleh siapapun harusnya konfirmasi ke saya sebagai pemegang data diri, jangan asal approve saja.

 Apa Komentar Anda mengenai Sistem Keamanan Akulaku?

Ada 14 komentar sampai saat ini..

Korban Pembobolan Akun Akulaku Terus Bertambah, 10 Juta Lebih Dibobol…

oleh Asep Farid dibaca dalam: 6 menit
14