Tanggapan Jakmall.com atas Surat Bapak Johan Widjaja
Dengan Hormat, Sehubungan dengan dimuatnya Surat Pembaca di MediaKonsumen.com yang ditulis oleh Bapak Johan Widjaja pada tanggal 31 Desember 2022...
Baca Selengkapnya
Saya customer dari Jakmall.com. Saya membeli produk, yang mana berat aktualnya hanya sekitar 200 gram, tapi dinaikkan hingga 1,1 Kg. Sehingga apabila saya membeli barang hingga 50 pcs, maka saya dikenakan ongkir sebesar 55 Kg, atau dengan nominal dalam rupiah sebesar Rp250.000 lebih (estimasi).
Ketika Jakmall.com dikomplain seperti ini, pasti jawabannya mengacu pada volumetrik. Menurut saya ini sangat menipu, karena barang serupa diorder via Tokopedia/Shopee, seller di marketplace tersebut bisa mengemas dengan ongkir hanya 1 Kg, tapi barang yang bahkan sama persis hingga 3-4 barang dalam 1 paketnya.
Saya cukup yakin pihak Jakmall.com sebagai marketplace (yang mana mereka mengklaim dirinya sebagai marketplace), seharusnya sudah tahu perihal kendala seperti ini. Namun tidak juga ada tindakan dari mereka. Malahan lebih memihak kepada seller (saya cukup skeptis, kalau beberapa seller di sana adalah pihak Jakmall sendiri yang menjual, karena alamat retur jelas sekali di retur ke kantor Jakmall). Nah, dari sini sudah jelas, sudah jelas-jelas paham loh perihal keluhan yang sangat merugikan customer, kok masih aja dilanjutkan.
Saya memiliki 2 order ID berkendala:
1. Kode pesanan: 29496620344.
2. Kode pesanan: 23165672147
Sistem Jakmall yang cukup banyak intrik-intrik yang berpotensi merugikan customer. Contohnya:
Saya attach sebagian screenshot komplain customer melalui review, di mana customer juga ngomel seperti saya. Namun lagi-lagi tidak ada tanggapan dari Jakmall. Saya tidak sendiri, karena banyak orang yang berpendapat hal yang sama.
Mengerikannya, berapa banyak yang diraup dari keuntungan ongkir (terutama kalau customer tidak tahu cara untuk komplain ongkir), di luar komisi kerja sama dengan ekspedisi yang tersedia hanya di Jakmall saja.
Semoga dengan seperti ini Jakmall bisa mempunyai rasa malu kalau strategi bisnis monetisasinya adalah mempersulit klaim ongkir, beda dengan marketplace lain yang memang beneran marketplace, yang mana role-nya adalah menengahi seller dan buyer.
Johan
Surabaya, Jawa Timur
Dengan Hormat, Sehubungan dengan dimuatnya Surat Pembaca di MediaKonsumen.com yang ditulis oleh Bapak Johan Widjaja pada tanggal 31 Desember 2022...
Baca Selengkapnya
Komentar
Jakmall itu dropship, kebijakan tdk diberi resi agar tdk disalah gunakan yg beli utk dropship, yg mana kalo mau jd member dropship itu harus bayar
saya paham monetisasi mereka seperti itu. perlu di note saya GAK BAKAL minta resi KALAU tidak ada scam ongkir.
lah gimana coba mau komplain disuruh tunjukkin bukti resi tapi resi gak dikasi? halu kan? sama aja boong mereka mau nilep duit ongkir kan.
@jakmall Hai terkait hal ini sudah kami sampaikan dengan tim terkait untuk ditin… https://t.co/AP0fIifzl5
halah giliran masuk media aja baru tanggap, kalo di komplain alot banget kayak batu
Jakmall memang parah tuh sellernya. Jelas2 berat real beda dengan berat asli, dimana berat real/asli lebih ringan dari berat ditulis di iklannya. Pengalaman Selisih berat beda jauh. Setiap saya minta diedit beratnya oleh seller sebelum saya order selalu nggak mau. Disini saya mau beli dalam kuantiti banyak (barang kecil, 20 pcs total berat gak sampe 1 kilo ketika ditimbang di pihak kurir dan volume juga hanya 20x18x18 cm. Tapi saya harus bayar seberat 3 kg lebih oleh Jakmall. Saya minta seller utk edit berat agar sesuai berat real/asli gak mau Katanya seller udah sesuai aturan (aturan apa?). Dari dulu itu seperti itu kalo urusan berat barang di jakmall. Apa mereka ambil keuntungan dari selisih berat barang? Kalo tdk, kemana uang kelebihan ongkir pembeli?
Maksud saya berat real/asli ketika ditimbang jauh beda dengan berat di iklan mereka.
emang bener banget bos! kalo gak komplain udah ilang aja duit kayak angin haha