Paket Diputar-putar Tanpa Tindakan Cepat

Yth. Tim Redaksi Media Konsumen,

Pada tanggal 11 Februari 2025, saya memesan 2 produk, yaitu sarung HP dan tali pengikat helm, pada sebuah marketplace yang bernama Shopee dengan nomor resi SPXID052068114752 dan SPXID057449765032.

Kedua produk ini saya pesan berada di kota yang sama dengan tempat saya tinggal, jadi saya memilih pengiriman reguler dengan rekomendasi Shopee ini dengan harapan barang akan sampai dalam waktu 3-4 hari karena menurut saya tidak akan lama pengirimannya karena berada di kota yang sama.

 

 

Pemesanan berjalan dengan lancar dari tanggal 11 hingga ketika di tanggal 13 Februari kedua paket saya mulai tidak bergerak statusnya. Saya berpikir mungkin ada masalah dengan ekspedisinya, jadi saya tunggu hingga tanggal 15 Februari.

Setelah tanggal 15 Februari, saya bingung, kenapa ya paket saya kok tidak bergerak? Akhirnya saya chat ke CS Shopee untuk menanyakan masalah ini. Waktu itu saya masih chat ke bagian bot-nya dan memilih bagian “Prioritaskan Pesanan Saya” dan bot-nya membalas akan memprioritaskan pesanan saya.

Dalam dua hari setelah saya menginformasikan ke bagian jasa kirim, ada yang janggal dengan tracking Shopee dan tracking menggunakan situs dari SPX Express. Pada tanggal yang sama, Shopee menampilkan bahwa barang sudah berpindah dari Tamalanrea Hub ke Somba Opu Hub, sedangkan di situs spx.co.id, pesanan masih berada di Tamalanrea sejak tanggal 13.

Saya bingung, kok bisa begitu? Saya berpikir mungkin terjadi delay server antara Shopee dan SPX, jadi belum terupdate.

Hingga tanggal 17 Februari, saya mulai merasa jengkel karena status pergerakan paket di Shopee dan di situs tidak sinkron, sehingga saya berasumsi bahwa paket saya pasti mengalami masalah. Akhirnya saya menghubungi CS Shopee lagi, tapi kali ini dengan usaha agar terhubung dengan CS yang asli.

Saya buat webform untuk mempercepat pengiriman paket saya dan akhirnya dibalas oleh CS Shopee yang berkata paket saya mengalami keterlambatan dan saat ini berada di Tamalanrea Hub. Ini berbanding terbalik, di mana pada tanggal 17 Februari, aplikasi Shopee menampilkan bahwa barang saya berada di Somba Opu Hub dan sedang dalam proses pengiriman.

Lucunya, pada notifikasi terbaru muncul pesan bahwa paket saya sedang dalam perjalanan menuju kota tujuan. Saya heran, perasaan paket yang saya pesan berada dalam satu kota, tapi kenapa ada pembaruan bahwa paket sedang dalam perjalanan menuju kota tujuan?

Kemudian saya menunggu hingga keesokan harinya, pada tanggal 19 Februari, ternyata paket saya masih belum juga bergerak.

Saya melihat tracking dari situs SPX langsung karena saya tidak percaya lagi dengan tracking pada aplikasi Shopee yang digunakan hanya untuk mengibuli pelanggan seakan-akan paket sudah berjalan.

Saya menghubungi pihak CS lagi untuk mempercepat pengiriman paket saya karena saya sudah mau pakai. Ketika saya chat lagi, dikatakan bahwa paket saya mengalami salah penjaluran, jadi akan dikirim lagi ke Somba Opu Hub sebagai tujuan akhir pengiriman.

Jujur, saya sudah sangat emosi karena paket saya ini diputar-putar ke dua hub tersebut dan tidak sampai-sampai.

Saya heran, dengan ekspedisi sebesar itu, paket yang salah penjaluran bisa didiamkan hampir 1 minggu? Cara kerja dari ekspedisinya itu seperti apa sampai bisa selama itu? Itu pun mulai bergerak setelah saya marah-marah di bagian pengaduan. Apakah SOP dari ekspedisi sebesar Shopee Express seperti itu?

Hari ini saya ditelepon lagi oleh pihak Shopee Express yang mengatakan bahwa paket saya mengalami salah penjaluran sehingga akan dikirimkan ke jalur yang benar dalam 1-2 hari kalender. Saya sudah capek meladeni jawaban template dari CS Shopee yang juga merupakan bagian dari SPX.

Bahkan saya sempat ditawarkan voucher belanja Rp10.000 untuk kompensasi. Mau saya apakan voucher itu setelah melihat cara kerja dari ekspedisi ini? Masalah salah penjaluran masa baru diproses jika pelanggan marah-marah di pengaduan?

Jujur, saya tidak ingin mengetik ini semua karena masih banyak proses-proses template yang digunakan CS untuk membalas keluhan saya. Tapi saya berharap dengan adanya media ini, ekspedisi bisa memperbaiki proses pengiriman barang mereka dan bagaimana menangani salah penjaluran dengan cepat, tanpa perlu pelanggan merengek-rengek di portal media.

Saya berharap ke depannya tidak ada lagi orang yang mengalami hal seperti ini. Jika memang diperlambat karena menggunakan voucher gratis ongkir, kenapa tidak dihilangkan saja agar kami sebagai pelanggan bisa mendapatkan hasil yang maksimal dari ekspedisi pengiriman tersebut?

Michael
Makassar

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.

Surat pembaca ini belum mendapatkan tanggapan dari pelaku usaha terkait. Jika Anda adalah pelaku usaha yang terkait dengan pertanyaan/permohonan/keluhan di atas, silakan berikan tanggapan resmi melalui tautan di bawah ini:

Kirimkan Tanggapan

Satu komentar untuk “Paket Diputar-putar Tanpa Tindakan Cepat

  • 21 Februari 2025 - (20:30 WIB)
    Permalink

    Update perkembangan:
    Pada tanggal 21 februari, saya mengajukan pengembalian kedua produk tersebut karena produk akan terkena pembatalan otomatis pada 22 februari dan sampai hari ini sebelum saya melakukan pembatalan, produk masih diproses di Tamalanrea hub yang berarti produk tidak akan sempat melewati tanggal 22 yang artinya akan terkena pembatalan otomatis. Setelah saya melakukan pembatalan, pihak shopee menghubungi saya untuk konfirmasi mengenai pembatalan itu dengan informasi sebagai berikut :
    1. Pembatalan/pengembalian produk di setujui dan akan di kembalikan ke metode pembayaran dalam 14 hari kerja.
    2. Proses refund akan di follow up oleh team shopee sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
    3. Untuk apresiasi, team Shopee memberikan voucher belanja sebesar Rp. 15.000 yang akan di berikan dalam 3-5 hari kerja.

    Update sementara seperti itu. Jika semua proses sudah selesai, saya akan memberikan update terbaru lagi sesuai dengan informasi yang ada. Terimakasih.

 Apa Komentar Anda?

Ada 1 komentar sampai saat ini..

Paket Diputar-putar Tanpa Tindakan Cepat

oleh Michael Malamo dibaca dalam: 3 menit
1