Pengurasan Dana Rp200 juta dari Rekening Bank BTN Prioritas

Saya Tri Darmawan, nasabah Bank BTN Prioritas. Saya mengalami pengurasan dana tabungan saya ± Rp200 juta secara bertahap melalui m-banking ke rekening yang tidak saya kenal, tanpa seizin saya. Berikut kronologinya:

Pada tanggal 30 Desember 2022, saya bertanya tentang promo di IG BTN. Saya dapat balasan dari akun lain berlogo BTN, yang berisi link untuk masuk WA dan diberi link untuk mengaktifkan m-banking. Karena nomor hp yang dipakai tidak terdaftar, muncul balasan dari pihak BTN bahwa nomor hp saya. Kemudian saya memindahkan nomor hp yang terkoneksi dengan m-banking. Namun dalam hitungan menit, saldo tabungan saya berkurang sebesar ± Rp200 juta secara bertahap ke rekening yang tidak saya kenal tanpa seizin saya, melalui SMS banking (rincian print out terlampir).

Kemudian saya segera mengontak call center BTN untuk memblokir m-banking saya. Hari itu juga saya ke BTN Darmo untuk memberitahukan hal itu. Kemudian saya diberi print out oleh pihak BTN tersebut, untuk selanjutnya diproses di BTN Prioritas Jl. Pemuda, karena saya nasabah di BTN di lokasi tersebut.

Setelah saya cek hasil print out dari Bank BTN, saya tidak mengenal orang-orang yang menerima dana dari tabungan saya. Dari hasil print out tersebut, dana tersebar ke beberapa bank, salah satunya Bank BRI, dan ada 2 tujuan transfer dari dana saya yang tidak terdeteksi nama banknya.

Karena respons dari CS Bank BTN tidak memuaskan, kemudian saya menghubungi bank BRI untuk segera memblokir/tidak bisa mengambil dana dari tabungan saya. Namun pihak Bank BRI tidak bisa memenuhi permintaan saya tanpa adanya konfirmasi dari pihak Bank BTN. Saya sudah sampaikan hal itu ke CS Bank BTN, tapi pihak BTN tidak bisa langsung memenuhi permintaan saya dan hanya dibuatkan laporan pengaduan saja.

Tanggal 02 Januari 2023, karena tidak adanya tanggapan saya kembali menanyakan masalah ini ke BTN Jl. Pemuda. Di sana saya dipingpong oleh beberapa pihak Bank BTN dan seolah-olah mereka saling melempar tanggung jawab. Pada saat saya meminta ID card mereka (karyawan BTN), mereka tidak bersedia memberikannya.

Saya merasa emosi dengan perlakuan mereka, tapi mereka justru malah balik berkata seolah saya yang bersalah, padahal mereka yang sudah merugikan saya. Jadi intinya mereka tidak memberikan solusi dan tidak mengakui kesalahan yang telah diperbuat oleh pihak Bank BTN.

Sore harinya ada chat masuk dari PBM Prioritas (Bu Tiya) meminta screenshot bukti aktivasi m-banking dari hp saya. Namun sampai tanggal 03 Januari 2023, belum ada kabar yang pasti. Karena dari pihak Bank BTN tidak ada respons yang pasti, kemudian saya mendatangi Kantor Bank Indonesia di Jl. Pahlawan No. 105 Surabaya.

Pihak Bank Indonesia menyarankan untuk membuat surat pengaduan terkait pengurasan dana di tabungan saya, yang mana surat tersebut ditujukan ke Bank Indonesia yang dikirimkan juga ke Bank BTN Pusat dan BTN Prioritas Surabaya.

Tanggal 04 Januari 2023, karena tidak adanya konfirmasi selanjutnya dari pihak Bank BTN, kemudian saya mendatangi Bank BTN Prioritas Jl. Pemuda Surabaya untuk menemui Bu Tiya (PBM Bank BTN). Namun beliau tidak ada di tempat. Kemudian saya bertemu dengan Ibu Vita (CS) dan Pak Setiabudi untuk meminta surat pengaduan tertulis (nomor: 301498). Di sana saya juga menyerahkan berkas surat pengaduan berikut lampirannya yang ditujukan ke Bank Indonesia.

Seharusnya setiap transaksi saya melalui m-banking, selain harus nomor hp yang terdaftar di m-banking ada di hp pemilik, PIN dan kode SMS (m-token) yang berbayar ( menggunakan pulsa utama), tetapi tidak masuk ke hp saya. Hanya info pendebitan dana saja yang masuk ke no hp saya.

Saya sangat kecewa dengan pelayanan Bank BTN prioritas cabang Jalan Pemuda Surabaya, karena sampai detik ini saya belum mendapatkan penggantian dana dari pihak Bank BTN. Saya mempunyai banyak bukti yang sangat kuat mulai waktu awal saya daftar m-banking, karena nomor tidak daftar muncul balasan belum terdaftar.

Kemudian bukti SMS info pendebitan, yang mana info pendebitan sebanyak 6x melalui SMS, saya terima pada jam dan tanggal sama. Padahal jika itu transaksi saya setiap transaksi harus ada SMS banking berbayar. Kemudian saya ada bukti contoh setiap transaksi m-banking, selain PIN, harus ada SMS banking berbayar. Ada bukti juga yang mana dalam print out dari Bank BTN, ada 2 bank yang tidak tahu nama banknya.

Sampai saat ini masalah belum selesai. Saya harap dg saya menulis masalah ini Bank BTN Prioritas cabang Surabaya Jalan Pemuda segera mengganti dana saya yang raib tanpa seizin saya.

Tri Darmawan
Surabaya, Jawa Timur

Artikel ini adalah buatan pengguna dan menjadi tanggung jawab penulisnya.
Tanggapan Bank BTN atas Surat Sdr. Tri Darmawan

Kepada Yth. Redaksi Media Konsumen.com Di tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan surat pembaca berjudul “Pengurasan Dana Rp200 juta dari Rekening...
Baca Selengkapnya

301 komentar untuk “Pengurasan Dana Rp200 juta dari Rekening Bank BTN Prioritas

  • 11 Januari 2023 - (08:48 WIB)
    Permalink

    Nah yang begini nih, pasti bakalan susah ngasih taunya. Entah sudah berapa kali saya nemu kasus yg seperti ini “Penipuan = Kelalaian nasabah” . Tp entah kenapa, org yg kena tipu gak pernah mau mengakui bahwa itu kesalahan dia sendiri. Saya gak berpihak pada pihak bank, kecuali tanpa ada klik2 link phising trus dana anda hilang, itu murni kesalahan bank, tp kalo anda yg kena phising ya itu “KESALAHAN ANDA” ini bukan masalah sistem keamanan, tp lebih ke pengambilan data2 pribadi untuk akses akun perbankan. Semoga anda paham, dan phising itu bukan terjadi di 1 Bank saja, anda pake Bank nomor 1 Di Dunia Pun, kalo anda yg ‘teledeor’ ya bisa aja duit anda terkuras. Semoga sampai sini paham, dan menyadari bahwa yg Teledor itu anda bukan org lain.

    11
  • 11 Januari 2023 - (09:05 WIB)
    Permalink

    Anggap ajah uang kursus untuk pengalaman yang baru bagai mana cepat dan mudah nya tertipu sampai tidak sadar.
    Memang agak sedikit mahal si 200jt ajah, tapi sepadan lah sama pengalamannya.

    Kalau mau lebih totalitas lagi, sekalian bayarin polisi sekitar 100-200jt lagi untuk mengejar pelakunya, janganbngandalin bank karena ga bakalan kekejar.

    Pernah saya baca diberitahu ada pasangan nemu hape ternyata ada mbankingmya, lalu mengambil uangnya untuk biaya nikah, baru 4 hari nikah ternyata ketangkap polisi, bukan ketangkap pihak bank.
    Nah artinya masih ada harapan, gimana caranya, silahkan ke kantor polisi, gelontirkan lagi dana untuk penyelidikan. Saya juga penasaran sama pelakunya yang teknik nya terbilang cukup baru.
    Sebelumnya kan cuma pakai apk apak an ilegal. Ini kayaknya pakai enkripsi. Terus terang saya juga baru baca.

    • 11 Januari 2023 - (09:35 WIB)
      Permalink

      saya jg pengguna BTN mobile memang untuk pengajuan/aktifasi/trasnsaksi harus mengirimkan sms nanti dapet balasan sprti kode otp dan di masukan ke app btn mobilenya.. saya pengguna btn mobil dari tahun 2011 duu hanya mengandalkan pulsa sms skrg sudah bisa menggunaan data internet tp tetap harus mengunakan sms untuk pengecekan validatas. menurut saya ini lebih aman ada pengecekan ganda validitas pengguna tp makin ribet dan ada biaya tmbahan untuk sms makanya jarang saya pake lg . tp pengguna ini memberikan semua aksesnya ke hackernya??

    • 11 Januari 2023 - (15:28 WIB)
      Permalink

      itu pasangannya , transfer ke rekening sendiri. ya tinggal di cari aja.

      kalau TS PRIORITAS ini mah , hadeping nya spesialis penipu yang sudah masuk kategori organized crime. mereka sudah ada SOP dan lebih licin daripada kriminil dadakan.

  • 11 Januari 2023 - (09:06 WIB)
    Permalink

    sy mengikuti dan membaca, ada beberapa hal yg sy cermati pertama DM Fake Akun IG BTN dg memberikan link “http://sites.google.com” ini sudah aneh jelas bukan punya BTN tp anda kurang teliti/krg berhati2 sehingga data-data pribadi anda bisa di ambil, kalau masalah lemanhnya sistem sy rasa belum tepat, krn sistem dikatakan lemah kalau anda pasif (ga ngapai2n) tiba-tiba uang anda hilang. berarti sistemnya di bobol, kalau lihat testimoni diatas ada hal aktif yg dilakukan, yang kedua anda “meminta ID card pegawai” ini jg tidak pas karena “Identity Card (ID Card) adalah kartu tanda pengenal yang fungsinya untuk mengidentifikasi identitas seseorang. ID card dapat berupa tanda pengenal wajib seperti KTP dan SIM, atau juga kartu nama yang menunjukkan posisi dan jabatan di kantor” ini jg dilindungi dalam UU ITE Pasal 26 ayat (1) UU 19/2016 mengatur penggunaan setiap informasi melalui media elektronik yang menyangkut data pribadi seseorang harus dilakukan atas PERSETUJUAN ORANG YANG BERSANGKUTAN kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan. jd saran saja sebaiknya lapor ke pihak kepolisian agar kasus ini terang benderang… terimakasih, selamat pagi

  • 11 Januari 2023 - (09:10 WIB)
    Permalink

    Intinya bapak kena tipu / hack. Saran saya lapor ke polisi & bank. Meminta pihak bank memblokir rekening penerima. Harus ada surat dari polisi dulu kalau yg saya tau. Dan sementara nonaktif kan internet & sms banking. Rekening penerima pun blm tentu penipu juga, bisa jd penjual online. Ini lebih ribet lagi nyari penipu nya. Tp sebenernya semua gampang di tangan polisi, tp polisi kita ya gitu, ah sudah lah.

  • 11 Januari 2023 - (09:14 WIB)
    Permalink

    Aduh di IG lagi.. lagi2cdi IG. Instagram itu sarang penyamun 95% ny penupu 5 % nya asli

    1
    1
  • 11 Januari 2023 - (09:24 WIB)
    Permalink

    saya rasa ini treath yg menarik… awalnya saya merasa ikut berempati.. tapi stelah membaca semua komentar akhirnya saya pahami ternyata banyaknya uang tdk berbanding lurus dengan kecerdasan sgala aspek, prilaku maupun pengetahuan.. hidup itu bundar kadang di atas .. ah sudah lah tdk akan prnah masuk ke otak?

    3
    2
  • 11 Januari 2023 - (09:36 WIB)
    Permalink

    Saya biasanya cuma baca dan berempati apabila ada yg terkena musibah..
    Tapi kali ini saya agak kesal membaca setiap balasan TS yg notabene tidak mau disalahkan, dikasih tau malah nyolot, menyombongkan diri bahkan menuduh orang komplotan..
    Anda share di MK berarti Anda butuh penyelesaian.. Sekian banyak balasan memberi saran dan empati kepada Anda..
    Tapi dengan “*********” Anda.. Orang malah senang Anda kena musibah.. Mudah2an ini bukan cerita dikarang2 Anda, kalau benar cerita benar Anda pasti berterimakasih kepada teman2 yg sudah berkomentar dan memberi saran.. Namun anda malah sebaliknya..
    kalau “benar” Cerita anda..mudah2an cepat selesai masalahnya

  • 11 Januari 2023 - (09:47 WIB)
    Permalink

    Ini mah bukan salah Bank..tetapi anda..yg sembarangan klik link..ini bukan kasus baru pak..harusnya anda bisa melindungi dana anda dengan tidak klik link dr penjahat cyber..anak kecil aja paham klu IG resmi Bank ada centang biru..

  • 11 Januari 2023 - (10:20 WIB)
    Permalink

    Harta hanya titipan jangan kaget kalo tiba tiba langsung di ambil Sama Allah SWT,
    Perbanyak bersyukur aja dan Tawakal

    5
    1
  • 11 Januari 2023 - (10:42 WIB)
    Permalink

    Fix ini tertipu oleh link yg di klik,semua data sudah diambil alih oleh penipu,Krn ke amanan bank pasti mengira pemilik yg acces Krn data sudah sesuai Semoga ada solusi yg terbaik utk kedua belah pihak.

  • 11 Januari 2023 - (10:58 WIB)
    Permalink

    Halo Pak Tri, Saya mau coba menjelaskan apa yg bapak alami berdasarkan kronologi dan lampiran yg bapak sampaikan. Kebetulan saya juga punya profesi dalam bidang keamanan siber.
    Pertama, saya mohon maaf karena pada dasarnya kesalahan ada di pihak bapak yang terkecoh oleh si penipu. Tapi saya juga menemukan dimana titik kesalahan dari pihak bank (akan saya jelaskan di bawah). Langkah selanjutnya yg sudah bapak lakukan sudah tepat dengan menghubungi pihak-pihak yg terlibat.
    Kita tahu untuk menyutujui transaksi perbankan diwajibkan memasukkan OTP atau kode rahasia yg dikirimkan melalui sms ke nomer hp bapak.
    Meskipun bapak tidak memberikan kepada siapapun sms OTP tersebut, mengapa transaksi masih bisa berhasil?
    Jawabannya adalah karena kemungkinan besar akun sms banking bapak sudah diambil alih (provisioned) oleh pelaku.
    Bagaimana mungkin bisa?
    Menurut saya, saat bapak mengirim sms ke nomor 3555 dengan kode tersebut itu artinya bapak mengkonfirmasi pengambilalihan akun m-banking oleh nomor hp lain. Dari perintahnya saja sudah jelas PROVISI yg berarti “mengambil alih”. Nah menurut saya di sinilah titik kesalahan dari pihak bank. Mereka menyediakan perintah (API) untuk mengambil alih akun dengan format perintah “BTN PROVISI token”. Bisa jadi ini adalah tools internal yg dipakai oleh developer sistem BTN, tetapi mereka (lupa) tidak membatasinya sehingga bisa dipakai publik. Atau mungkin juga pelaku merupakan “orang dalam” di bank tersebut. Jika bapak mau bawa kasus ini ke jalur hukum, saya rasa ini bisa jadi bahan untuk bapak.

    • 11 Januari 2023 - (12:59 WIB)
      Permalink

      Rasanya agak sulit juga ya memahami ada kesalahan karena lupa ada Tools yang bocor ke publik.
      Karena kesalahannya sangat mendasar sekali untuk perusahaan yang memang “jualannya” adalah kepercayaan (Trust), termasuk di dalamnya kepercayaan untuk sistem pengaman akun.
      tapi nggak tau juga ya… bisa aja seperti itu, it’s ok lah … 🙂

      Mungkin perintah “BTN PROVISI token” memang mekanisme yang
      sudah dirancang untuk pengaktifan m-banking dengan No. HP lain (selain nomor HP yang sudah terdaftar).
      Tujuannya untuk fleksibiltas sistem buat user.

      Pengaktifan HP yang berbeda mensyaratkan HP yang terdaftar dalam kondisi aktif.
      Karena semua informasi sensitif (seperti OTP, kode Provisi) akan dikirim ke HP terdaftar.
      Untuk kondisi No. HP terdaftar tidak aktif (rusak), maka proses pergantian No. HP HARUS datang ke CS Bank untuk daftar ulang (register) No. HP baru.

      Itulah kenapa dalam kasus ini, si Penipu minta dikirimkan kode Provisi melalui No. HP TS yang sudah terdaftar ke No. SMS resmi Bank BTN (3555).
      Karena Kode Provisi ini yang jadi satu2nya validasi oleh sistem yang menyatakan bahwa Pemilik No HP baru sama dengan pemilik No. HP yang terdaftar. Harus dikirim dari No. Hp yang terdaftar (Tidak Boleh ke HP baru)!!

      Kode Provisi ini juga tidak bisa diketahui orang lain (termasuk si programmer BTN), karena di-genarate acak dan langsung dikirim ke HP terdaftar… kodenya juga tidak tersimpan dalam database (tersimpan dalam variabel memori).
      Itulah sebabnya, masa berlaku Kode ini singkat, berlaku selama aplikasi masih running…
      Kode ini hanya bisa dilihat melalui SMS yang dikirim ke HP terdaftar.

      Setelah m-banking aktif (sukses…. Horeeee!!!), maka semua info transaksi yang berkaitan degan m–banking akan dikirim ke No. HP baru tsb.
      Itulah kenapa kode validasi transaksi tidak muncul di SMS HP si TS sewaktu transfer uang terjadi.
      ya…. karena m-banking nya kan sudah terkoneksi ke HP si penipu… 🙂
      Jadi…. ini sebetulnya bisa menjawab kebingungan TS seperti di screenshot-nya (mengenai kode validasi transfer)

      Dari skenario di atas,
      Disinilah si penipu bermain…..

      Berbeda dengan penipuan melalui link APK, si penipu ini tidak perlu membuat program.
      Yang penting mengetahui mekanisme aktivasi m-banking dengan menggunakan No. HP selain HP yang sudah terdaftar.
      Selain itu, si penipu juga punya cara2 untuk ngajak ngobrol2 calon korban…
      Ngobrol yang asik2…. 🙂 Itu saja…. selanjutnya tunggu korban yang keasyikan ngobrol…

      Kalau Penipu APK, harus bisa membuat program kecil yang berfungsi sebagai remote (orangnya punya kemampuan programming)
      Setelah dibuat, tinggal cari cara gimana supaya APK itu bisa terinstall di HP korban…
      Selebihnya… makjosss…

      Demikian, mohon maaf kalau salah atau terlalu lancang soal teknis nya..
      Penjelasan mekanisme di atas hanya dugaan saya dengan pengetahuan yang terbatas.
      Wallahualam Bissawab

    • 15 Januari 2023 - (22:59 WIB)
      Permalink

      Permisi numpang nimbrung. Saya ikut berpendapat bahwa argument “Tools internal lupa dibatasi” itu sangat lemah dan mudah dipatahkan.

      Kalau saya jadi orang BTN akan saya jawab, desainnya ya memang seperti itu. SMS server di belakang 3555 sengaja tidak dibatasi karna memang tugasnya untuk menerima SMS. Pertanyaannya sekarang, andaikan ada hacker dengan cara tertentu sampai bisa mendapatkan datanya, tahu metode enkripsinya, tahu timing dan logicnya sehingga bisa membuat kode sendiri. Apakah exploit akan berhasil jika SMS kode tsb dikirim selain memakai nomor TS. Pasti tidak. Itu alasannya kenapa si pelaku meminta TS yang mengirim. Dalam kasus ini yang sebetulnya terjadi adalah si pelaku melakukan social engineering dan memakai tangan TS untuk membobol rekening TS itu sendiri. Memang (menurut saya) desain m-banking ybs secara keseluruhan masih kurang dan kekurangannya itu ada di service 3555 yg tidak dibatasi, mungkin karna terbatasan teknologi yg digunakan. Tapi tidak dibatasinya service 3555 bukan penyebab langsung kebobolan rekening TS, tapi social engineering. Singkatnya tidak terbukti service 3555 bisa ditembus tanpa social engineering (atau paksaan).

      Di sisi lain, posisi BTN di sini sama dengan TS, yaitu sama sama jadi korban kejahatan oleh pelaku yg sama. Sistemnya dikelabui dan yg pasti sekarang geger dan namanya tercoreng. Kalau mau menuduh ada persengkongkolan dengan orang dalam, buktinya apa? BTN juga bisa menuduh balik TS bersengkongkol dengan si pelaku. Menuduh tanpa bukti yg kuat bisa jadi bumerang buat TS.

      Skrng ini saya lebih tertarik bagaimana hukum yg berlaku memandang kasus seperti ini. Mudah2an ada ahli hukum di sini yg berbaik hati mau sedikit menjelaskan.

  • 11 Januari 2023 - (11:09 WIB)
    Permalink

    Mohon maaf pak tri yang terhormat, apakah bapak punya putra atau putri dirumah yang sudah berumur di atas 17+ pak? Atau tetangga yang dekat rumah sering ngobrol atau ngopi bareng? Saudara dekat? Mungkin bisa ngobrol dulu dengan anak, tetangga ataupun sodara dekat bapak, tentang kejadian ini, dan coba di tanya apakah ini kesalahan secara pribadi atau dari bank. Itu saran saya pak tri.

    Mohon saat ngobrol benda tajam dan benda keras di jauhkan terlebih dahulu ya pak, kalo bisa ngobrolnya di tempat yang lapang pak supaya lebih leluasa.

  • 11 Januari 2023 - (11:46 WIB)
    Permalink

    Penipu sekarang bermodal mengunakan Facebook ads yang terintegrasi de whatapps dan Instagram ads

  • 11 Januari 2023 - (12:03 WIB)
    Permalink

    Mending prioritasin pendidikan dulu sih daripada prioritasin bank, takutnya ke TS ini.
    Dari awal dia nanya tentang sistem keamanan bank, dan ketika ada yang jawab seperti kata akun “Ibra Malik” sama “Yubi” tapi malah dijawab “kok anda tau?”, “Anda komplotannya ya?”
    Hahahaha keren juga ketika seorang ngomongin lebih baik attitude daripada pendidikan tapi kenyataannya dia sendiri malah blunder terhadap pernyataannya…
    Dikasih tau malah ngeyel, selamat lah buat TS, semoga sukses dan bisa memprioritaskan otaknya lebih baik lagi.

  • 11 Januari 2023 - (13:11 WIB)
    Permalink

    Sebener nya sistem nya sih udah bagus, pengguna nya aja yg G0bL0ck, Andaikan klo simpen uang nya di bawah kasur di dalem kamar, trus ada pembantu yg mau bantu bersihin rumah secara gratis dengan syarat kasih kunci rumah nya dan kasih kunci kamarnya, dan akhir nya situ secara ga sadar(G!L4) kasih kunci rumah nya dan kunci kamarnya, tiba² uang di bawah kasur ilang, apa iya yg di salahin kasur nya atau kunci nya, yg pasti salahin yg pegang kunci nya lah kenapa di kasih semua persyaratan nya.

    2
    1
  • 11 Januari 2023 - (13:28 WIB)
    Permalink

    buat TS, udah gaptek, eh ngeyel juga.
    suka nuduh2 yg enggak2 pula.
    nuduh keamanan bank ga aman, padahal salah sendiri.
    Mau prioritas atau enggak, ga ngefek kali. semua sama aja keamanan nya di mata perbankan.
    Uang akan aman di bank manapun kalo penggunanya jg menjaga kerahasiaan data.
    Mulailah dari diri kita, jangan kasih ruang ke penipu.

  • 11 Januari 2023 - (14:58 WIB)
    Permalink

    Dan penipu nya pun bersorak bergembira karena ada satu orang yang punya duit banyak tapi bisa ditipu..
    200juta..

    Dan semua korban memiliki ciri yang sama…
    Para Pengejar promo/diskon…

  • 11 Januari 2023 - (15:01 WIB)
    Permalink

    anda udah kena tipu oleh penipu via wa itu mas, lalu anda mengikuti arahan penipu dg lugunya, itu sama aja anda sudah membukakan pintu rumah anda, lalu isi rumah anda digondol semua, lantas anda menyalahkan satpam komplek rumah anda. ya ga mungkin lah satpam itu tau klo mereka maling, kan sudah dipersilahkan oleh anda untuk masuk rumah anda. itu saya sederhanakan biar anda paham, jadi mau teriak sekencang apapun anda, pihak bank TIDAK AKAN MENGGANTI KERUGIAN ANDA, karena itu mutlak kesalahan ANDA

  • 11 Januari 2023 - (15:21 WIB)
    Permalink

    Lain x klo kau mau apa2 langsung datang ke kantor cabang BANK terdekat aja. Jangan dari IG, meskipun cuma nanya promo. karena udah banyak kasus. Dan bapak bukan yang pertama dari seluruh indonesia. Kan udah banyak dishare juga lewat IG, jangan asal tekan link.
    Smoga kedepannya lebih berhati2 lg pak.

  • 11 Januari 2023 - (16:29 WIB)
    Permalink

    Ini komplain paling ngakak sih. Awalnya gw kasian, pas baca balesan2 dari si penulis langsung berubah jadi “kasiaaann deh lo.hahha”
    Sudah banyak saran & masukan tapi malah dinyinyirin, mentang2 nasabah prioritas.
    Semoga masalah cepat selesai ya pak. Kalau perlu sewa pengacara Hotman Paris utk gugat bank BTPN. Lancang amat sama bapak yg notabene nasabah prioritas diperlakukan seperti itu. Good luck

  • 11 Januari 2023 - (16:31 WIB)
    Permalink

    Ini dinamakan FISHING dalam dunia hacking. JELAS sekali anda disini tertipu. 200 juta untuk mendapat sebuah pengalaman kena tipu hacker adalah hal yang MAHAL..hahaha
    Seharusnya anda dari awal harus cek akun2 tersebut terlebih dahulu. Jaman semakin canggih, maka otak kita jangan kalah canggih. Masa dari akun centang biru berubah menjadi akun abal2 yg sama sekali tak ada pengikut segala macam. Harusnya CURIGA meskipun anda ditawarin bonus 1 miliar.
    Masalah anda terletak pada keteledoran anda dalam membuka link yg diberikan dan melakukan apa yg mereka minta. Inilah awal mula anda terkena kail pancing hancker. 200 jt auto melayang.
    Kalau soal KEAMANAN BANK yg anda keluhkan, saya rasa semua sudah sangat aman. Disini jelas bahwa anda yg memakan umpan hacker.
    CARA SEDERHANA MENCEGAH KENA “INTERNET FISHING”.
    1. Kenali link utama website resmi <<< WAJIB ANDA HAPAL. Bank resmi / website resmi biasanya memiliki akhiran .com/.co.id dan nama website yg jelas.
    2. Kenali nomor resmi bank beserta staf2 khususnya <<< Gak wajib hapal tp basicnya harus tau.

    Sudahlah mas / mbak / pak / bu, uang anda tak akan pernah kembali. Kecuali anda seorang hacker juga atau anda seorang berpangkat tinggi yg bisa melacak posisi pelaku. Anda bukan org pertama & terakhir yg mengalami ini. Jangankan 200jt, temen ku pernah raib 60 miliar kena fishing juga. Pencurinya ada di Moscow Rusia. 1 bulan baru balik tuh uang, itu pun balik 50M doang, 10M buat bayar orang sana yg bantu.

  • 11 Januari 2023 - (17:54 WIB)
    Permalink

    Coba d tonton konten Youtube : “Aplikasi penipu ini kirim uang sendiri” dari Mr Bert. Mudah2an paham kenapa tabungan Anda terkuras.

 Apa Komentar Anda mengenai Sistem keamanan Bank BTN?

Ada 301 komentar sampai saat ini..

Pengurasan Dana Rp200 juta dari Rekening Bank BTN Prioritas

oleh Tri dibaca dalam: 3 menit
301